Novel
“Dunia Tanpa Malaikat dan Langit
Tanpa Iblis”
By
: Noveri Fehrizal
www.Pitopangsan.blogspot.com
Novel
ini bermula dari kisah seorang gadis bernama Shmily. Gadis muda belia yang terlahir
dari orangtua yang serba berkemewahan, pebisnis dan anak seorang Milyarder
terkenal di kota Jakarta. Hampir sebahagian perusahaan swasta dan hotel bonafit
di kota Jakarta di miliki oleh orangtua dan keluarga Shmily.
Hidup
dalam kemewahan, kesenangan menjadikan gadis belia nan manja ini selalu boros
dan suka berfoya-foya. Aktifitas rutin Shmily tiap pagi hari diantar oleh
driver ke sekolah, maklum umur Shmily yang masih muda sekali sehingga
orangtuanya tidak memberikan izin Shmily mengendarai mobil sendiri.
Disekolah
gadis belia ini punya tiga sahabat karib Bella, Shinta dan Angelina nama mereka.
Ketiganya cantik dan anak orang kaya lagi. Empat sekawan ini memiliki kebiasaan
yang dilakukan oleh kalangan anak-anak muda metropolitan, pagi bersekolah dan
tiap malam Minggu Clubbing, Dugem, dan Sexs bebas.
Anehnya, kalau di lingkungan sekolah
Shmily tidak pernah bertingkah yang negatif layaknya seorang siswa yang
menuntut ilmu, Shmily tidak pernah bolos masuk kelas. Di sekolah Shmily selalu
rajin dan aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar dan ekstrakurikuler
sekolah. Shmily termasuk anak yang berprestasi dan pintar di sekolah. Tiap
akhir semester juara kelas karena prestasinya itu tak heran Kepala Sekolah dan
para Guru selalu perhatian kepadanya. Selain prestasi, Shmily juga disegani
karena Ayahnya merupakan pemilik sekolah swasta ditempat Shmily bersekolah.
Ayah
Shmily adalah seorang pebisnis yang handal, terkenal dan berhasil dalam
menjalankan roda bisnisnya. “Tiada hari tanpa berbisnis“ itu motto hidup tuan
Winata, nama asli Ayah Shmily. Tuan Winata terkenal dan kaya bukan karena harta
warisan orangtua. Awal mula bisnis tuan Winata di rintis dari usaha toko Retail
produk IT dan warnet. Bisnis
keci-kecilan ini cukup lama ditekuni oleh tuan Winata dulunya, 5 tahun
menggeluti bisnis tersebut tuan Winata coba-coba bermain bisnis di bidang
properti (apartemen), saham dan perhotelan sampai akhirnya menjadi seorang
Milyarder saat ini. Berkat ketekunan, kerja keras dan kejujuran tuan Winata
selama ini, bisnis yang di bangunnya sukses.
Suatu hari di awal tahun ajaran
baru, Siswa dan guru sekolah dikejutkan dengan kedatangan seorang pria, Siswa baru
pindahan dari sekolah ternama di kota Bandung. Nama Siswa tersebut Billy berkulit
putih, perawakan tampan, postur tubuh tinggi dan stylenya gaul banget.
Billy
sengaja pindah sekolah karena sering bermasalah disekolahnya dulu. Sering
bolos, narkoba, dan berkelahi di lingkungan sekolah. Billy bukan anak orang
kaya, dia hanya seorang anak buruh pabrik. Ayah Billy bekerja di salah satu
perusahaan rokok terkenal dikota bandung. Sementara Ibunya hanya bekerja di
rumah. Billy tergolong miskin tapi, mampu untuk pindah sekolah di tempat Shmily
berkat bantuan Paman Billy yang menjadi bendahara Yayasan di sekolah Shmily.
Dalam hitungan hari Billy sudah
kenal dan dekat dengan Shmily beserta temannya. Maklumlah Billy selain tampan
dia juga humoris dan suka berinteraksi dengan lawan jenis.
Awal
perkenalan Shmily dengan Billy bermula dari kantin. Shmily yang lagi asyik
makan di kantin bersama Bella, Shinta dan Angelina tiba-tiba sembelit perutnya
merasakan mual, sontak saja Shmily berlari ke toilet. Dipertengahan jalan
menuju toilet wanita, Shmily menabrak Billy lalu terjatuh. Melihat keadaan
tersebut Billy langsung cekatan membantu Shmily untuk berdiri kembali, karena merasa
bersalah Billy meminta maaf kepada Shmily.
Setelah Shmily bangkit dan berdiri,
spontan saja Billy mengulurkan tangan kepada Shmily kemudian berkata.
“Gue
Billy, anak baru pindahan dari sekolah negeri bandung. Sorry tadi gue nabrak lo
sampai jatuh gitu. Lo gak papa kan?”
“iya
gue gak papa kok“ jawab Shmily. “Lagian salah gue juga sih lari-lari kagak liat
orang didepan“. Imbuh Shmily sambil senyum kecil.
“Gue
Shmily anak kelas III C IPA.” Shimily memperkenalkan dirinya.
“Sorry
ya bill gue buru-buru mau ke toilet.” Shmily pun berlalu dari hadapan Billy.
***
Keesokan
hari Shmily cerita kepada Bella, Shinta dan Angelina tentang peristiwa
pertemuannya dengan Billy.
“Eh
ganks! kemaren waktu gue mau ke toilet, gue jumpa sama cowok ganteng anak baru
sekolah kita ini”
“Katanya
sih pindahan dari Bandung.”
“Oyaaaaa
!!! pasti si Billy itu kaaaan !!!”. Bella, Shinta dan Angelina serentak
menjawab.
“Udah
pada tahu ya?”. Sambung Shmily.
Ternyata
ketiga sohib karib Shmily sudah kenal duluan sama Billy.
“Gimana
kalau kita ajak dia party bareng?” Tandas Shmily mengajukan permintaan kepada
teman-temannya.
“Boleh
juga tuh usulan lo mily!” Bella mengaminkan permintaan Shmily.
“Okay
Girls besok malam minggu kita clubbing, dugem sampai pagi.”
“Bagaimana?”
“Setujuuuuu
!!!” teriak Bella, Shinta dan Angelina dengan penuh semangatnya.
Bell
sekolah pun berbunyi pertanda jam istirahat sekolah telah selesai. Ke 4 gadis
belia tadi pun beranjak pergi dari kantin menuju kelas mereka. Di pintu masuk
kelas IIIC Shmily melihat Billy.
“Hai
Shmily?”. Sapa Billy sambil tersenyum.
“Hai
juga Bill.” Shmily membalas sapaan Billy.
“Lo
gak masuk kelas Bill?”.
“Iya
sebentar lagi, gue pengen ngobrol ama lo mill.”
“Ada
apa sih bill?”. Tanya Shmily penasaran.
“Besok
malam minggu lo ada kegiatan gak mill?”
“Lo
ngajak gue kencan Bill?”
“Menurut
lo gimana Mill?” Billy balik bertanya kepada Shmily sambil serius menatapi
wajah gadis cantik tersebut.
“Kebetulan
sekali kalau begitu bill.”
“Rencananya
gue mau ngajak lo clubbing malam bareng teman-teman gue.”
“oyaaaa
benarkah!”. Seolah-olah Billy tak percaya.
“Serius
Bill, itu juga kalau lo mau.”
“Wew
! Jam berapa Mill?” Sambung Billy dengan semangatnya.
“Jam
09.00 malam, di Exodus mall Kuningan City lantai 5.”
“Okay!
Gue pasti datang.”
“Jangan
lupa ya Bill?” Shmily mengingatkan Billy sambil berjalan menuju ruangan kelas.
Akhirnya
jadwal pulang sekolah pun tiba. Di parkiran sekolah telah menunggu teman-teman
Shmily. Dengan penuh semangatnya Shmily menghampiri mereka.
“Hai
girls.... tadi gue ngobrol ama Billy, katanya dia mau ikutan kita Clubbing
bareng Malam Minggu besok.”
“Waaaaah
asyik doooong....” Tandas Angelina kegirangan.
“Bakalan
seru nih Clubbingnya besok.” Timpal Shinta
“Mily,
tempat Clubbing kita besok dimana cin?” Tanya Bella
“Di
tempat biasa Bell, Exodus Mall Kuningan City Lantai 5 Jam 09.00 malam.” Jawab
Shmily.
“Okay
ganks! Sampai jumpa besok malam ya?” Shmily melambaikan tangan lalu masuk
kedalam mobil yang sudah lama ditunggu oleh drivernya dari pagi hari.
“Bye...
bye semuaaaaaa.”
“Bye
juga Shmily.” Jawab ketiga sohibnya.
Sesampainya dirumah Shmily bertanya
kepada Mama nya.
“Ma, Papa mana?”
“Papa mu lagi di Singapore, ada
urusan bisnis sambil ngecek perusahaan barunya disana.”
“Tumben kamu tanya Papa, ada apa?”
“Gak ada apa-apa kok ma, Cuma pengen
tahu aja.” Timpal Shmily sambil masuk kedalam kamarnya.
Tuan Winata tidak ada di Jakarta,
itu artinya putri semata wayangnya tersebut bisa bebas melakukan kegiatan malam
dan hura-hura tanpa sepengetahuan papanya. Selama ini Shmily tidak pernah
terang-terangan melakukan Clubbing malam kepada orangtuanya. Shmily sering berdalih
dan membohongi papanya dengan alasan pergi kerumah teman sekedar bertandang.
Shmily takut kalau papanya mengetahui aktifitas malamnya di Pub bersama
teman-teman. Tuan Winata sebenarnya over protectiv kepada Shmily, maklum anak
semata wayang di keluarga, terlebih lagi Shmily seorang gadis.
Tiba-tiba pintu kamar Shmily
berbunyi suara ketukan.
“Shmily, ayo makan malam bareng mama
nak!.” Ternyata mama Shmily
“Iya ma.” Shmily langsung beranjak
dari tempat pembaringannya menuju ruang makan keluarga.
Keluarga Winata meskipun keseharian
aktifitasnya super sibuk tapi tidak pernah melupakan kebiasaan makan malam
(Dinner) bersama anggota keluarga. Berkumpul pada waktu makan malam memberikan
arti keharmonisan tersendiri buat anggota keluarga. Memang aktifitas seperti
ini sudah jarang sekali dilakukan oleh keluarga kaya di kota Jakarta,
kebanyakan dari mereka sibuk di luar rumah sampai lupa untuk berkumpul makan
malam bersama anggota keluarga.
“Ma, besok malam minggu Shmily nginap
dirumah Bella ya?” Shmily membuka perbincangan makan malamnya.
“Ya silahkan, asal Shmily pandai
menjaga diri.” Kata mama Shmily sambil mengingatkan putrinya tersebut.
“Makasih ya ma, mama baik deh!”. Shmily memuji mamanya.
Bersambung...