Thursday, 16 April 2015

“ Dunia tanpa Malaikat, Langit tanpa Iblis ” Bagian I


Hasil gambar untuk shmily




Novel
“Dunia Tanpa Malaikat dan Langit Tanpa Iblis”
By : Noveri Fehrizal
www.Pitopangsan.blogspot.com 

            Novel ini bermula dari kisah seorang gadis bernama Shmily. Gadis muda belia yang terlahir dari orangtua yang serba berkemewahan, pebisnis dan anak seorang Milyarder terkenal di kota Jakarta. Hampir sebahagian perusahaan swasta dan hotel bonafit di kota Jakarta di miliki oleh orangtua dan keluarga Shmily.
Hidup dalam kemewahan, kesenangan menjadikan gadis belia nan manja ini selalu boros dan suka berfoya-foya. Aktifitas rutin Shmily tiap pagi hari diantar oleh driver ke sekolah, maklum umur Shmily yang masih muda sekali sehingga orangtuanya tidak memberikan izin Shmily mengendarai mobil sendiri.
Disekolah gadis belia ini punya tiga sahabat karib Bella, Shinta dan Angelina nama mereka. Ketiganya cantik dan anak orang kaya lagi. Empat sekawan ini memiliki kebiasaan yang dilakukan oleh kalangan anak-anak muda metropolitan, pagi bersekolah dan tiap malam Minggu Clubbing, Dugem, dan Sexs bebas.
            Anehnya, kalau di lingkungan sekolah Shmily tidak pernah bertingkah yang negatif layaknya seorang siswa yang menuntut ilmu, Shmily tidak pernah bolos masuk kelas. Di sekolah Shmily selalu rajin dan aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar dan ekstrakurikuler sekolah. Shmily termasuk anak yang berprestasi dan pintar di sekolah. Tiap akhir semester juara kelas karena prestasinya itu tak heran Kepala Sekolah dan para Guru selalu perhatian kepadanya. Selain prestasi, Shmily juga disegani karena Ayahnya merupakan pemilik sekolah swasta ditempat Shmily bersekolah.
Ayah Shmily adalah seorang pebisnis yang handal, terkenal dan berhasil dalam menjalankan roda bisnisnya. “Tiada hari tanpa berbisnis“ itu motto hidup tuan Winata, nama asli Ayah Shmily. Tuan Winata terkenal dan kaya bukan karena harta warisan orangtua. Awal mula bisnis tuan Winata di rintis dari usaha toko Retail produk IT  dan warnet. Bisnis keci-kecilan ini cukup lama ditekuni oleh tuan Winata dulunya, 5 tahun menggeluti bisnis tersebut tuan Winata coba-coba bermain bisnis di bidang properti (apartemen), saham dan perhotelan sampai akhirnya menjadi seorang Milyarder saat ini. Berkat ketekunan, kerja keras dan kejujuran tuan Winata selama ini, bisnis yang di bangunnya sukses.
            Suatu hari di awal tahun ajaran baru, Siswa dan guru sekolah dikejutkan dengan kedatangan seorang pria, Siswa baru pindahan dari sekolah ternama di kota Bandung. Nama Siswa tersebut Billy berkulit putih, perawakan tampan, postur tubuh tinggi dan stylenya gaul banget.
Billy sengaja pindah sekolah karena sering bermasalah disekolahnya dulu. Sering bolos, narkoba, dan berkelahi di lingkungan sekolah. Billy bukan anak orang kaya, dia hanya seorang anak buruh pabrik. Ayah Billy bekerja di salah satu perusahaan rokok terkenal dikota bandung. Sementara Ibunya hanya bekerja di rumah. Billy tergolong miskin tapi, mampu untuk pindah sekolah di tempat Shmily berkat bantuan Paman Billy yang menjadi bendahara Yayasan di sekolah Shmily.
            Dalam hitungan hari Billy sudah kenal dan dekat dengan Shmily beserta temannya. Maklumlah Billy selain tampan dia juga humoris dan suka berinteraksi dengan lawan jenis.
Awal perkenalan Shmily dengan Billy bermula dari kantin. Shmily yang lagi asyik makan di kantin bersama Bella, Shinta dan Angelina tiba-tiba sembelit perutnya merasakan mual, sontak saja Shmily berlari ke toilet. Dipertengahan jalan menuju toilet wanita, Shmily menabrak Billy lalu terjatuh. Melihat keadaan tersebut Billy langsung cekatan membantu Shmily untuk berdiri kembali, karena merasa bersalah Billy meminta maaf kepada Shmily.
            Setelah Shmily bangkit dan berdiri, spontan saja Billy mengulurkan tangan kepada Shmily kemudian berkata.
“Gue Billy, anak baru pindahan dari sekolah negeri bandung. Sorry tadi gue nabrak lo sampai jatuh gitu. Lo gak papa kan?”
“iya gue gak papa kok“ jawab Shmily. “Lagian salah gue juga sih lari-lari kagak liat orang didepan“. Imbuh Shmily sambil senyum kecil.
“Gue Shmily anak kelas III C IPA.” Shimily memperkenalkan dirinya.
“Sorry ya bill gue buru-buru mau ke toilet.” Shmily pun berlalu dari hadapan Billy.
***
Keesokan hari Shmily cerita kepada Bella, Shinta dan Angelina tentang peristiwa pertemuannya dengan Billy.
“Eh ganks! kemaren waktu gue mau ke toilet, gue jumpa sama cowok ganteng anak baru sekolah kita ini”
“Katanya sih pindahan dari Bandung.”
“Oyaaaaa !!! pasti si Billy itu kaaaan !!!”. Bella, Shinta dan Angelina serentak menjawab.
“Udah pada tahu ya?”. Sambung Shmily.
Ternyata ketiga sohib karib Shmily sudah kenal duluan sama Billy.
“Gimana kalau kita ajak dia party bareng?” Tandas Shmily mengajukan permintaan kepada teman-temannya.
“Boleh juga tuh usulan lo mily!” Bella mengaminkan permintaan Shmily.
“Okay Girls besok malam minggu kita clubbing, dugem sampai pagi.”
“Bagaimana?”
“Setujuuuuu !!!” teriak Bella, Shinta dan Angelina dengan penuh semangatnya.  
Bell sekolah pun berbunyi pertanda jam istirahat sekolah telah selesai. Ke 4 gadis belia tadi pun beranjak pergi dari kantin menuju kelas mereka. Di pintu masuk kelas IIIC Shmily melihat Billy.
“Hai Shmily?”. Sapa Billy sambil tersenyum.
“Hai juga Bill.” Shmily membalas sapaan Billy.
“Lo gak masuk kelas Bill?”.
“Iya sebentar lagi, gue pengen ngobrol ama lo mill.”
“Ada apa sih bill?”. Tanya Shmily penasaran.
“Besok malam minggu lo ada kegiatan gak mill?”
“Lo ngajak gue kencan Bill?”
“Menurut lo gimana Mill?” Billy balik bertanya kepada Shmily sambil serius menatapi wajah gadis cantik tersebut.
“Kebetulan sekali kalau begitu bill.”
“Rencananya gue mau ngajak lo clubbing malam bareng teman-teman gue.”
“oyaaaa benarkah!”. Seolah-olah Billy tak percaya.
“Serius Bill, itu juga kalau lo mau.”
“Wew ! Jam berapa Mill?” Sambung Billy dengan semangatnya.
“Jam 09.00 malam, di Exodus mall Kuningan City lantai 5.”
“Okay! Gue pasti datang.”
“Jangan lupa ya Bill?” Shmily mengingatkan Billy sambil berjalan menuju ruangan kelas.  
Akhirnya jadwal pulang sekolah pun tiba. Di parkiran sekolah telah menunggu teman-teman Shmily. Dengan penuh semangatnya Shmily menghampiri mereka.
“Hai girls.... tadi gue ngobrol ama Billy, katanya dia mau ikutan kita Clubbing bareng Malam Minggu besok.”
“Waaaaah asyik doooong....” Tandas Angelina kegirangan.
“Bakalan seru nih Clubbingnya besok.” Timpal Shinta
“Mily, tempat Clubbing kita besok dimana cin?” Tanya Bella
“Di tempat biasa Bell, Exodus Mall Kuningan City Lantai 5 Jam 09.00 malam.” Jawab Shmily.
“Okay ganks! Sampai jumpa besok malam ya?” Shmily melambaikan tangan lalu masuk kedalam mobil yang sudah lama ditunggu oleh drivernya dari pagi hari.  
“Bye... bye semuaaaaaa.”
“Bye juga Shmily.” Jawab ketiga sohibnya.

            Sesampainya dirumah Shmily bertanya kepada Mama nya.
            “Ma, Papa mana?”
            “Papa mu lagi di Singapore, ada urusan bisnis sambil ngecek perusahaan barunya disana.”
            “Tumben kamu tanya Papa, ada apa?”
            “Gak ada apa-apa kok ma, Cuma pengen tahu aja.” Timpal Shmily sambil masuk kedalam kamarnya.
            Tuan Winata tidak ada di Jakarta, itu artinya putri semata wayangnya tersebut bisa bebas melakukan kegiatan malam dan hura-hura tanpa sepengetahuan papanya. Selama ini Shmily tidak pernah terang-terangan melakukan Clubbing malam kepada orangtuanya. Shmily sering berdalih dan membohongi papanya dengan alasan pergi kerumah teman sekedar bertandang. Shmily takut kalau papanya mengetahui aktifitas malamnya di Pub bersama teman-teman. Tuan Winata sebenarnya over protectiv kepada Shmily, maklum anak semata wayang di keluarga, terlebih lagi Shmily seorang gadis.  
            Tiba-tiba pintu kamar Shmily berbunyi suara ketukan.
            “Shmily, ayo makan malam bareng mama nak!.” Ternyata mama Shmily
            “Iya ma.” Shmily langsung beranjak dari tempat pembaringannya menuju ruang makan keluarga.
            Keluarga Winata meskipun keseharian aktifitasnya super sibuk tapi tidak pernah melupakan kebiasaan makan malam (Dinner) bersama anggota keluarga. Berkumpul pada waktu makan malam memberikan arti keharmonisan tersendiri buat anggota keluarga. Memang aktifitas seperti ini sudah jarang sekali dilakukan oleh keluarga kaya di kota Jakarta, kebanyakan dari mereka sibuk di luar rumah sampai lupa untuk berkumpul makan malam bersama anggota keluarga.
           “Ma, besok malam minggu Shmily nginap dirumah Bella ya?” Shmily membuka perbincangan makan malamnya.
        “Ya silahkan, asal Shmily pandai menjaga diri.” Kata mama Shmily sambil mengingatkan putrinya tersebut.
          “Makasih ya ma,  mama baik deh!”. Shmily memuji mamanya.
Bersambung...

No comments:

Post a Comment