Saturday 28 October 2017

Sumbing/pupus pahala kebaikan karna lisan dan Mulianya niat karna diam.


Judul artikel : Sumbing/pupus pahala kebaikan karna lisan dan Mulianya niat karna diam. 
Penulis : Pitopangsan

Kisah I :
Seorang pemuda yang bekerja keras memecah batu di sungai kampar, dengan salahsatu tujuan dan niatan ingin membahagiakan adik perempuannya. Selama 12 jam dia bekerja banting tulang mengumpulkan tiap hari hasil kerjanya memecah batu, sampai usia kerja sebulan lebih, sang abang yang ingin membahagiakan adik perempuannya itu pergi ketoko emas untuk membeli perhiasan berupa kalung dan cincin. Sesampainya dirumah kalung dan cincin tadi diberikan kepada sang adik. Diterima dengan perasaan haru, senang dan bangga oleh sang adik, karna abangnya telah rela berkorban dan care (peduli) terhadap sang adik. Padahal sang adik tak tahu sama sekali bagaimana abangnya bekerja dan mendapatkan uang untuk membeli perhiasan. Dan abangnya pun tak pernah bercerita apa pekerjaannya selama ini untuk membeli perhiasan buat adiknya. Semua dirahasiakannya agar sang adik tak merasa iba, sedih hati melihat keras dan susahnya pekerjaan sang abang. Diamnya sang abang demi membahagiakan dan memuliakan sang adik.

Kisah ke dua :
Seorang Pemuda yang sukses dalam pekerjaan propertinya, 3 tahun berusaha didunia properti punya niatan untuk membahagiakan orangtuanya dari jalan ibadah haji ke baitullah kota makkah. Pada akhirnya tertunai lah niatan baik untuk menghaji kan kedua orangtuanya ke baitullah. Mendengar berita baik itu, kedua orangtua senyum, senang dan bangga terhadap anak laki-lakinya yang sukses diusia lajang belum menikah. Akhir kisah anak laki-laki ini bercerita banyak kepada abang dan kakaknya dengan tujuan memberitahukan bahwa dirinya telah mampu membahagiakan orangtua, tanpa disadari perbuatan RIYA' mengintainya. Anak laki-laki ini lalu berkicau dimedia sosial demi untuk menunjukkan kepada publik bahwa dia telah mampu membuat bangga kedua orangtuanya dengan menghajikan mereka.

Hikmahnya adalah : 
1. Kisah pertama, mengajarkan kita dalam hidup bahwa jeripayah dan kerja keras kita tersebut, cukup kita sendiri yang mengetahui. Karna bekerja dalam diam merupakan ibadah terbaik dimata tuhan ilahi.

2. Kisah kedua, mengajarkan kita dalam hidup bahwa, apabila kita telah mampu melakukan suatu ibadah terbaik dimata tuhan, maka usahakan tetap diam dan rahasiakan kepada publik tanpa berlebihan menganggap oranglain tak mampu melakukannya. Karna apabila itu telah terjadi maka, insyallah amalan itu akan menjadi sumbing bahkan bisa menjadi Pupus.
Wassalam
Semoga bermanfaat !

Wednesday 18 October 2017

"Cinta Pengorbanan Habil Silembut hati Dan Kepasrahan Ismail sipengorban setia cinta Ilahi."




Judul Artikel : "Cinta Pengorbanan Habil Silembut hati Dan Kepasrahan Ismail sipengorban setia cinta Ilahi."
Penulis : Pitopangsan

Dikala siti hawa (baca : isteri Nabi adam) telah melahirkan 20 pasang anak kembar laki-laki dan perempuan, termasuk didalamnya yang terkenal adalah 2 pasang kembar, yang bernama QABIL & IKLIMAH pasangan kembar pertama, dan HABIL & LAHUDA pasangan kembar kedua. Sisulung Qabil adalah anak laki-laki adam yang beruntung diberikan perawakan yang bagus dan gagah rupawan, begitupun kembaran Qabil, yaitu IKLIMAH anak perempuan Adam alaihissalam memiliki rupa cantik dan menarik pada masa itu. Sementara Anak laki-laki pasangan kembaran yang lain yaitu Habil & Lahuda, mereka hanya berparas wajah biasa sahaja, tidak cantik dan tidak gagah rupa.
Proses waktu berjalan, Qabil dan Habil masuki usia dewasa, matang, dan cukup mapan atas pekerjaannya masing-masing. Qabil ahli dalam pekerjaan bercocok tanam, sedangkan Habil sang adik ahli dalam pekerjaan mengembala domba/kibas (baca : pengembala).
Pendek kisah sejarah, sang kakak Qabil jatuh hati kepada Iklimah (kembarannya). Namun, hukum kebiasaan (adab pernikahan) yang diatur oleh sang bapak adam alaihissalam atas perintah dari Tuhan dengan memakai sistem PERNIKAHAN SILANG. Maka, secara otomatis Qabil tak boleh menikah dengan Iklimah, tapi diperkenankan menikah dengan Lahuda. Sementara Habil diperkenankan menikah dengan Iklimah dan tidak boleh menikah dengan Lahuda (kembarannya). Begitulah istilah adab pernikahan silang yang dilakukan oleh adam alaihissalam semasanya.
Mendengar adab pernikahan silang tersebut, Qabil merasa tak puas aturan yang dibuat oleh bapaknya, demi mempertahankan cintanya kepada Iklimah. Qabil tetap bersikukuh pendirian kepada bapaknya Adam alaihissalam untuk mempersunting Iklimah sebagai Isteri. Untuk meredam dan memberikan keadilan kepada kedua anak laki-lakinya, lalu adam diperintahkan oleh Tuhan melakukan korban (baca : pengorbanan) kepada Tuhan, sekaligus menetapkan keputusan MUTLAK dari Tuhan siapa diantara Qabil dan Habil yang berhak atas Iklimah. Ini adalah salahsatu strategi halus Tuhan untuk menyelesaikan konflik perebutan Iklimah oleh Qabil dan Habil. Diantara lain hikmahnya adalah berlapang dada atas keputusan Tuhan dengan cara berkorban (baca : Pengorbanan).
Singkat pula sejarahnya, Habil membawa kibas/domba dari peternakannya sebagai wujud pengorbanan yang disembahkan kepada Allah. Sedangkan, Qabil membawa sayur-sayuran dan buah-buahan dari ladang pertaniannya. Sampai diatas suatu bukit kedua persembahan dari qabil dan habil ditinggalkan begitu sahaja. Selang berapa lama muncul awan dan cahaya terang menuju ke bukit persembahan tersebut. Lalu, mengambil kibas/domba yang di persembahkan oleh Habil kepada Tuhan. Mengetahui hal tesebut, sang kakak Qabil marah dan menjadi dendam kepada sang adik Habil, karna persembahannya ditolak oleh Tuhan.
Pasca pengorbanan tersebut, Qabil mengatur strategi jahat untuk melenyapkan sang adik dari kehidupannya, agar niatnya untuk tetap menikahi Iklimah berjalan lancar. Maka, disuatu malam saat Habil tertidur pulas. Qabil mencekik mati Habil sampai tak berdaya. Rasukan Syetan mendominasi pikiran Qabil untuk membunuhnya telah berhasil ! Demi mendapatkan cinta seorang perempuan (IKLIMAH), Qabil membelakangi aturan, keputusan dan perintah TUHAN !
Bersambung ...

Wednesday 4 October 2017

Pernikahan Beda Agama, Pertaruhan Cinta Kepada Sang Khalik (Allah).




Judul Artikel : Pernikahan Beda Agama, Pertaruhan Cinta kepada sang Khalik (Allah).
Oleh : Pitopangsan

Tuhan telah ciptakan keseimbangan dalam kehidupan kita dimulai dari siang dan malam, kaya dan miskin, terpandang dan hina, surga dan neraka, tinggi dan rendah, pintar dan bodoh, cantik dan buruk rupa, taat dan pembangkang, pria dan wanita, kesemuanya itu adalah kesempurnaan Allah dalam menata keseimbangan siklus kehidupan duniawi. Sungguh maha suci Allah atas kuasanya melakukan hal tersebut.
Manusia merupakan mahluk yang sesempurna ciptaan. Jika, malaikat didesign dan dibekali oleh Allah hanya menguatkan imannya, maka mahluk ciptaan Allah yang lain seperti Hewan hanya dibekali berupa Nafsu tanpa keimanan. Dan mulia nya kita selaku mahluk ciptaan tuhan adalah dibekali kedua-duanya oleh sang pencipta, miliki iman malaikat, pun jua miliki nafsu hewani. Tanpa sadar, keduanya ini bisa sangat menonjol dalam kehidupan kita. Jika, imannya lebih condong maka manusia bisa berubah seperti karakter malaikat yang selalu taat dan bertasbih kepada rabbussamawati wal ardhi. Kebalikannya bila Nafsu hewani manusia lebih condong, maka tak ayal pula laku, mental dan pola hidupnya pun ibarat kehidupan hewan yang selalu merasa kenyang dan terpuaskan oleh nafsu semata.
Malaikat makanan ruhnya adalah iman, sedangkan hewan makanan ruhnya adalah nafsu, termasuk nafsu birahi. nafsu makan, nafsu minum, nafsu bertarung, nafsu serakah, nafsu berkuasa, nafsu otoritarian dan lain-lain yang disematkan kepada hewan. Jika malaikat mampu mengisi ruhnya dengan makanan keimanan itu pertanda bukti bahwa malaikat merupakan mahluk yang setia, cinta dan taat kepada Allah. Kecintaan malaikat kepada Allah diwujudkan dalam mampunya malaikat memikul tugas yang diamanahkan oleh Allah kepada mereka, ada yang menjaga pintu langit, ada yang menjaga syurga dan neraka, ada yang memikul arsy Allah, ada yang mendistribusikan rezeki kedunia, ada yang menyampaikan wahyu, ada yang pencabut nyawa mahluk dibumi, ada yang pencatat amal baik dan amal buruk, ada yang mengazab mayit dialam kubur, ada pula yang khusus menyaksikan manusia melaksanakan sholat subuh berjamaah dimasjid. Pun jua yang pasti semua malaikat itu melakukan tariqat zikir dan tasbih yang kontinue dan berulang-ulang tanpa henti-hentinya sebagai wujud mengagungkan Allah dan kecintaannya pada sang pencipta. Begitulah kelebihan malaikat dimata kita dan syariat agama kita, islam.
Cinta tentu membutuhkan pengorbanan, butuh kerelaan, butuh keikhlasan, butuh ketaatan semata. Lantas apa bukti cinta kita kepada Allah ? Tidak lain adalah pengabdian, penyembahan, dan pengorbanan. Manusia pengabdi Tuhan, Manusia penyembah Tuhan, dan Manusia yang rela berkorban kepada Tuhan. Rasa cinta ini wajib melebihi rasa cinta kita kepada mahluk Allah yang lain, seperti rasa cinta terhadap orangtua, rasa cinta terhadap istri dan suami, rasa cinta terhadap anak-anak, rasa cinta terhadap hewan peliharaan, bahkan rasa cinta terhadap alam dan tumbuhan-tumbuhan.
Lebih fokusnya lagi mengulas rasa cinta terhadap Allah ketimbang mahluk ciptaan NYA, terkadang banyak kalangan ummat manusia yang telah dengan sadar melanggar dan mendahulukan rasa cinta terhadap lawan jenis tanpa merasa kalau Allah itu punya rasa cemburu kepada mahluknya. Nabiyullah Ibrahim merupakan satu bukti sejarah bagaimana Allah itu merasa cemburu terhadap Ibrahim, dengan kedatangan anaknya yaitu Ismail. Sosok anak yang telah lama dinanti dan didambakan oleh nabiyullah Ibrahim kedatangannya. Sampai suatu masa Allah uji kecintaan Ibrahim dengan memerintahkan untuk menyembelih dan mengorbankan anaknya ismail sebagai bukti ketaatan dan kecintaan Ibrahim kepada NYA.
Lantas, apa yang banyak terjadi fenomena saat ini yang muncul dipermukaan adalah, telah terjadi pernikahan beda keyakinan agama. Yang disadari atau pun tanpa sadar kita telah meninggalkan Allah dengan mendahulukan rasa cinta terhadap manusia ketimbang rasa cinta kepada Allah. Mengapa demikian, karna setiap yang telah dibukukan dalam syariat agama islam baik itu Kitabullah (alqur'an) dan Al Hadist semuanya sudah ketetapan yang baku dan teratur untuk dipatuhi. Sami'na wa atho'na. Jika, Allah katakan dalam kalamnya (kitabullah) keharaman untuk menikahi seorang gadis yang berbeda keyakinan agama maka, itu adalah mutlak tanpa bantahan dari kita selaku pematuh dan pendengar syariat, terkecuali salahsatunya mengikuti keyakinan agama yang sama.
Terimakasih, semoga bermanfaat.
Wassalam.

Karma Anakkah atau Azab Anak ?


Judul Artikel : Karma anakkah atau azab anak ?
Oleh : Pitopangsan

Karma hanya dikenal dalam tatanan kehidupan dalam agama buddhis yang mempertajam urusan Dharma (kebaikan) untuk mencapai nirwana. Semakin banyak Dharma yang dilakukan seseorang penganut buddhisme maka semakin cepat dan mudah dia mencapai nirwana. Ada 8 roda dharma yang musti dizuriatkan oleh penganut buddhis, apabila 8 roda dharma ini sempurna dikerjakan maka, akan terwujud kesempurnaan bakti luhur.
Dalam Paham buddhis, karma hanya berlaku pada perbuatan buruk saja, sementara dalam urusan perbuatan baik dinamakan ganjaran kebaikan bukan karma. Jadi, karma miliki konotasi negatif dalam artiannya yang sangat luas.
Apakah dalam islam miliki istilah karma ? Jawabannya tentu tidak. Islam tak mengenal istilah karma beserta jenis turunannya. Dalam syariat islam kita hanya mengenal balasan amalan kebaikan yang sering dikenal dengan panggilan "Pahala" dan balasan amalan keburukan yang diistilahkan dengan nama "Azab".
Jika karma dalam paham buddhis suatu balasan yang pasti akan dialami oleh orang yang selalu berbuat keburukan, kerusakan, kejahatan dan lain-lain. Bahkan karma dalam paham Buddhis merupakan suatu keadaan buruk yang setimpal akibat perbuatan buruk seseorang dimasa lalunya, dan diyakini pasti terjadi tanpa ada pengecualian.
Dalam islam tadi kita sebut istilah "Azab", maksudnya adalah, keadaan buruk yang diterima oleh seseorang akibat ulah perbuatan pelanggaran syariat agama dan syariat tatanan hidup seseorang. Ambil contoh adalah " Azab terhadap anak durhaka kepada orangtuanya." Seorang anak yang tak taat kepada aturan main keluarga, dengan remeh melanggar peraturan keluarga yang dibuat oleh orangtuanya, seperti contoh Pergaulan berteman, Kesopanan bersikap, Akhlak ketertiban, TanggungJawab, Tugas sebagai anak dan lain-lain.
1. Pergaulan berteman,
Norma pergaulan berteman yang baik tentu semua keluarga menerapkannya, agar sang anak tak salah bergaul atau melampaui batas dalam pergaulan. Lingkungan pergaulan mempengaruhi karakter pembentukan sang anak kedepannya. Lingkungan yang buruk akan, mempengaruhi mental, fisik dan karakter yang buruk pula terhadap sang anak. Lingkungan pergaulan perokok maka, spontan akan mengimitasi perubahan sikap dan mental sang anak menjadi perokok pula. Lingkungan pergaulan peminum tanpa sadar akan mempengaruhi menggerus prinsip hidup baik sang anak untuk ikut menikmati rasanya minuman alkohol. Lingkungan yang buruk akan menempah anak menjadi buruk pula mentalnya. Lingkungan yang baik juga menciptakan suasana kebaikan buat sang anak. Makanya ada pepatah lama yang mengatakan " Berteman dengan si penjual minyak wangi, maka aroma wangi parfumnya akan dirasakan. Berteman dengan pembuat besi, maka kita akan ikut pula merasakan panasnya api pembakaran besi tersebut." Teman yang baik akan mempengaruhi mental anak, teman yang buruk pun juga merubah sikap anak kejurang keburukan. Jadi, mulai lah memfilter siapa saja bakalan yang akan dijadikan berteman dalam pergaulan sehari-hari untuk anak. Salah pergaulan anak maka akan fatal akibatnya. jangan sampai ini terjadi.

2. Kesopanan bersikap
Sopan santun, sopan bersikap dan santun berlisan. Sikap yang baik dan diiringi dengan kesopanan tentulah menjadi magnet tersendiri bagi anak terhadap orang banyak. Efek positif tentu akan diraup oleh sang anak. Sifat asli manusia adalah menyukai kebaikan dan tutur kata yang sopan (lemah lembut). Sang anak yang berkomunikasi ugal-ugalan tak memperhatikan norma sosial masyarakat maka, efek negatif sang anak akan memperoleh cibiran oleh orang lain. Seolah-olah sang anak tak pernah diajarkan sopan dalam berkomunikasi. Ajarkanlah anak-anak kita perkataan yang baik lagi sopan tak mengumbar nafsu lisan.

3. Akhlak Ketertiban
Anak yang punya kebiasaan menjaga Akhlaknya maka, akan teriringi pula sikap tertib dalam hidupnya. Akhlak dan tertib akan senantiasa saling beriringan dan menjadi pelengkap dalam pergaulan hidup sang anak.

4. Tanggung Jawab anak
Salahsatunya adalah menjaga nama baik keluarga. Tak melakukan tindakan asusila, kejahatan, kejelekan, yang membuat susah orangtua. Anak yang baik akan menjaga nama baik keluarganya. Sang anak tak akan berzina, merampok, mabok, maling, membunuh dan semua perbuatan buruk dan kriminal dimata masyarakat dan hukum akan selalu dia hindari dan tak akan terlibat barang sedetik pun. Anak yang seperti ini telah bertanggungjawab dalam menjaga nama baik keluarganya.

5. Tugas sebagai Anak
Selain menuntut hak, sang anak juga dibebankan tugas dalam keluarga, diantaranya adalah : 
- Membantu dan meringankan pekerjaan orangtua jika sudah beranjak dewasa dan mapan untuk bekerja.
- Belajar bersungguh-sungguh jika masih dalam proses pendidikan sekolah. 
- Tidak melibatkan urusan yang mengacaukan cita-cita sang anak. contohnya adalah : Perzinahan dan Mendekat perzinahan atau Pacaran beserta turunannya yang sejenis yang mampu menghambat cita-cita sang anak kedepan.

Nah, jika 5 point diatas tak diamalkan oleh anak besar peluang sang anak akan mengalami kesulitan dalam hidup bahkan sengsara dan sesat. Kesulitan, kesengsaran bahkan kesesatan yang ditimbulkan itulah yang dalam agama islam dinamakan " AZAB ".
Terimakasih, semoga bermanfaat.

Karma Anakkah Atau Azab Anak ?


Judul Artikel : Karma anakkah atau azab anak ?
Penulis : Pitopangsan

Karma hanya dikenal dalam tatanan kehidupan dalam agama buddhis yang mempertajam urusan Dharma (kebaikan) untuk mencapai nirwana. Semakin banyak Dharma yang dilakukan seseorang penganut buddhisme maka semakin cepat dan mudah dia mencapai nirwana. Ada 8 roda dharma yang musti dizuriatkan oleh penganut buddhis, apabila 8 roda dharma ini sempurna dikerjakan maka, akan terwujud kesempurnaan bakti luhur.
Dalam Paham buddhis, karma hanya berlaku pada perbuatan buruk saja, sementara dalam urusan perbuatan baik dinamakan ganjaran kebaikan bukan karma. Jadi, karma miliki konotasi negatif dalam artiannya yang sangat luas.
Apakah dalam islam miliki istilah karma ? Jawabannya tentu tidak. Islam tak mengenal istilah karma beserta jenis turunannya. Dalam syariat islam kita hanya mengenal balasan amalan kebaikan yang sering dikenal dengan panggilan "Pahala" dan balasan amalan keburukan yang diistilahkan dengan nama "Azab".
Jika karma dalam paham buddhis suatu balasan yang pasti akan dialami oleh orang yang selalu berbuat keburukan, kerusakan, kejahatan dan lain-lain. Bahkan karma dalam paham Buddhis merupakan suatu keadaan buruk yang setimpal akibat perbuatan buruk seseorang dimasa lalunya, dan diyakini pasti terjadi tanpa ada pengecualian.
Dalam islam tadi kita sebut istilah "Azab", maksudnya adalah, keadaan buruk yang diterima oleh seseorang akibat ulah perbuatan pelanggaran syariat agama dan syariat tatanan hidup seseorang. Ambil contoh adalah " Azab terhadap anak durhaka kepada orangtuanya." Seorang anak yang tak taat kepada aturan main keluarga, dengan remeh melanggar peraturan keluarga yang dibuat oleh orangtuanya, seperti contoh Pergaulan berteman, Kesopanan bersikap, Akhlak ketertiban, TanggungJawab, Tugas sebagai anak dan lain-lain.
1. Pergaulan berteman,
Norma pergaulan berteman yang baik tentu semua keluarga menerapkannya, agar sang anak tak salah bergaul atau melampaui batas dalam pergaulan. Lingkungan pergaulan mempengaruhi karakter pembentukan sang anak kedepannya. Lingkungan yang buruk akan, mempengaruhi mental, fisik dan karakter yang buruk pula terhadap sang anak. Lingkungan pergaulan perokok maka, spontan akan mengimitasi perubahan sikap dan mental sang anak menjadi perokok pula. Lingkungan pergaulan peminum tanpa sadar akan mempengaruhi menggerus prinsip hidup baik sang anak untuk ikut menikmati rasanya minuman alkohol. Lingkungan yang buruk akan menempah anak menjadi buruk pula mentalnya. Lingkungan yang baik juga menciptakan suasana kebaikan buat sang anak. Makanya ada pepatah lama yang mengatakan " Berteman dengan si penjual minyak wangi, maka aroma wangi parfumnya akan dirasakan. Berteman dengan pembuat besi, maka kita akan ikut pula merasakan panasnya api pembakaran besi tersebut." Teman yang baik akan mempengaruhi mental anak, teman yang buruk pun juga merubah sikap anak kejurang keburukan. Jadi, mulai lah memfilter siapa saja bakalan yang akan dijadikan berteman dalam pergaulan sehari-hari untuk anak. Salah pergaulan anak maka akan fatal akibatnya. jangan sampai ini terjadi.

2. Kesopanan bersikap
Sopan santun, sopan bersikap dan santun berlisan. Sikap yang baik dan diiringi dengan kesopanan tentulah menjadi magnet tersendiri bagi anak terhadap orang banyak. Efek positif tentu akan diraup oleh sang anak. Sifat asli manusia adalah menyukai kebaikan dan tutur kata yang sopan (lemah lembut). Sang anak yang berkomunikasi ugal-ugalan tak memperhatikan norma sosial masyarakat maka, efek negatif sang anak akan memperoleh cibiran oleh orang lain. Seolah-olah sang anak tak pernah diajarkan sopan dalam berkomunikasi. Ajarkanlah anak-anak kita perkataan yang baik lagi sopan tak mengumbar nafsu lisan.

3. Akhlak Ketertiban
Anak yang punya kebiasaan menjaga Akhlaknya maka, akan teriringi pula sikap tertib dalam hidupnya. Akhlak dan tertib akan senantiasa saling beriringan dan menjadi pelengkap dalam pergaulan hidup sang anak.

4. Tanggung Jawab anak
Salahsatunya adalah menjaga nama baik keluarga. Tak melakukan tindakan asusila, kejahatan, kejelekan, yang membuat susah orangtua. Anak yang baik akan menjaga nama baik keluarganya. Sang anak tak akan berzina, merampok, mabok, maling, membunuh dan semua perbuatan buruk dan kriminal dimata masyarakat dan hukum akan selalu dia hindari dan tak akan terlibat barang sedetik pun. Anak yang seperti ini telah bertanggungjawab dalam menjaga nama baik keluarganya.

5. Tugas sebagai Anak
Selain menuntut hak, sang anak juga dibebankan tugas dalam keluarga, diantaranya adalah : 
- Membantu dan meringankan pekerjaan orangtua jika sudah beranjak dewasa dan mapan untuk bekerja.
- Belajar bersungguh-sungguh jika masih dalam proses pendidikan sekolah. 
- Tidak melibatkan urusan yang mengacaukan cita-cita sang anak. contohnya adalah : Perzinahan dan Mendekat perzinahan atau Pacaran beserta turunannya yang sejenis yang mampu menghambat cita-cita sang anak kedepan.

Nah, jika 5 point diatas tak diamalkan oleh anak besar peluang sang anak akan mengalami kesulitan dalam hidup bahkan sengsara dan sesat. Kesulitan, kesengsaran bahkan kesesatan yang ditimbulkan itulah yang dalam agama islam dinamakan " AZAB ".
Terimakasih, semoga bermanfaat.