Judul Artikel : Karma anakkah atau azab anak ?
Oleh : Pitopangsan
Karma hanya dikenal dalam tatanan kehidupan dalam agama buddhis yang mempertajam urusan Dharma (kebaikan) untuk mencapai nirwana. Semakin banyak Dharma yang dilakukan seseorang penganut buddhisme maka semakin cepat dan mudah dia mencapai nirwana. Ada 8 roda dharma yang musti dizuriatkan oleh penganut buddhis, apabila 8 roda dharma ini sempurna dikerjakan maka, akan terwujud kesempurnaan bakti luhur.
Dalam Paham buddhis, karma hanya berlaku pada perbuatan buruk saja, sementara dalam urusan perbuatan baik dinamakan ganjaran kebaikan bukan karma. Jadi, karma miliki konotasi negatif dalam artiannya yang sangat luas.
Apakah dalam islam miliki istilah karma ? Jawabannya tentu tidak. Islam tak mengenal istilah karma beserta jenis turunannya. Dalam syariat islam kita hanya mengenal balasan amalan kebaikan yang sering dikenal dengan panggilan "Pahala" dan balasan amalan keburukan yang diistilahkan dengan nama "Azab".
Jika karma dalam paham buddhis suatu balasan yang pasti akan dialami oleh orang yang selalu berbuat keburukan, kerusakan, kejahatan dan lain-lain. Bahkan karma dalam paham Buddhis merupakan suatu keadaan buruk yang setimpal akibat perbuatan buruk seseorang dimasa lalunya, dan diyakini pasti terjadi tanpa ada pengecualian.
Dalam islam tadi kita sebut istilah "Azab", maksudnya adalah, keadaan buruk yang diterima oleh seseorang akibat ulah perbuatan pelanggaran syariat agama dan syariat tatanan hidup seseorang. Ambil contoh adalah " Azab terhadap anak durhaka kepada orangtuanya." Seorang anak yang tak taat kepada aturan main keluarga, dengan remeh melanggar peraturan keluarga yang dibuat oleh orangtuanya, seperti contoh Pergaulan berteman, Kesopanan bersikap, Akhlak ketertiban, TanggungJawab, Tugas sebagai anak dan lain-lain.
1. Pergaulan berteman,
Norma pergaulan berteman yang baik tentu semua keluarga menerapkannya, agar sang anak tak salah bergaul atau melampaui batas dalam pergaulan. Lingkungan pergaulan mempengaruhi karakter pembentukan sang anak kedepannya. Lingkungan yang buruk akan, mempengaruhi mental, fisik dan karakter yang buruk pula terhadap sang anak. Lingkungan pergaulan perokok maka, spontan akan mengimitasi perubahan sikap dan mental sang anak menjadi perokok pula. Lingkungan pergaulan peminum tanpa sadar akan mempengaruhi menggerus prinsip hidup baik sang anak untuk ikut menikmati rasanya minuman alkohol. Lingkungan yang buruk akan menempah anak menjadi buruk pula mentalnya. Lingkungan yang baik juga menciptakan suasana kebaikan buat sang anak. Makanya ada pepatah lama yang mengatakan " Berteman dengan si penjual minyak wangi, maka aroma wangi parfumnya akan dirasakan. Berteman dengan pembuat besi, maka kita akan ikut pula merasakan panasnya api pembakaran besi tersebut." Teman yang baik akan mempengaruhi mental anak, teman yang buruk pun juga merubah sikap anak kejurang keburukan. Jadi, mulai lah memfilter siapa saja bakalan yang akan dijadikan berteman dalam pergaulan sehari-hari untuk anak. Salah pergaulan anak maka akan fatal akibatnya. jangan sampai ini terjadi.
2. Kesopanan bersikap
Sopan santun, sopan bersikap dan santun berlisan. Sikap yang baik dan diiringi dengan kesopanan tentulah menjadi magnet tersendiri bagi anak terhadap orang banyak. Efek positif tentu akan diraup oleh sang anak. Sifat asli manusia adalah menyukai kebaikan dan tutur kata yang sopan (lemah lembut). Sang anak yang berkomunikasi ugal-ugalan tak memperhatikan norma sosial masyarakat maka, efek negatif sang anak akan memperoleh cibiran oleh orang lain. Seolah-olah sang anak tak pernah diajarkan sopan dalam berkomunikasi. Ajarkanlah anak-anak kita perkataan yang baik lagi sopan tak mengumbar nafsu lisan.
3. Akhlak Ketertiban
Anak yang punya kebiasaan menjaga Akhlaknya maka, akan teriringi pula sikap tertib dalam hidupnya. Akhlak dan tertib akan senantiasa saling beriringan dan menjadi pelengkap dalam pergaulan hidup sang anak.
4. Tanggung Jawab anak
Salahsatunya adalah menjaga nama baik keluarga. Tak melakukan tindakan asusila, kejahatan, kejelekan, yang membuat susah orangtua. Anak yang baik akan menjaga nama baik keluarganya. Sang anak tak akan berzina, merampok, mabok, maling, membunuh dan semua perbuatan buruk dan kriminal dimata masyarakat dan hukum akan selalu dia hindari dan tak akan terlibat barang sedetik pun. Anak yang seperti ini telah bertanggungjawab dalam menjaga nama baik keluarganya.
5. Tugas sebagai Anak
Selain menuntut hak, sang anak juga dibebankan tugas dalam keluarga, diantaranya adalah :
- Membantu dan meringankan pekerjaan orangtua jika sudah beranjak dewasa dan mapan untuk bekerja.
- Belajar bersungguh-sungguh jika masih dalam proses pendidikan sekolah.
- Tidak melibatkan urusan yang mengacaukan cita-cita sang anak. contohnya adalah : Perzinahan dan Mendekat perzinahan atau Pacaran beserta turunannya yang sejenis yang mampu menghambat cita-cita sang anak kedepan.
Nah, jika 5 point diatas tak diamalkan oleh anak besar peluang sang anak akan mengalami kesulitan dalam hidup bahkan sengsara dan sesat. Kesulitan, kesengsaran bahkan kesesatan yang ditimbulkan itulah yang dalam agama islam dinamakan " AZAB ".
Terimakasih, semoga bermanfaat.