Waisak akan diadakan perayaannya di-kota peradaban tuo Nagoghi
"Candi Muara Takus". Kepercayaan ini adalah suatu tantangan hebat bagi Stake Holder Riau terkhususnya Gubernur Riau, Syamsuar dan Bupati
kabupaten Kampar beserta Instansi Dinas Pariwisata RIAU yang akan
terlibat aktif dalam mensukseskan perayaan nasional tahunan ummat Buddha diseluruh indonesia. Memang berasa amat ganjil dan sangat terkejut
bercampur bangga, selaku anak nagoghi yang beradat jati Kampar. Berasa
ganjil karena, selama ini perayaan Waisak selalu diadakan dan identik
dengan Komplek Candi Borobodur, Magelang Jawa Tengah. Sontak tetiba
Peradaban Tuo Nagoghi "Komplek Candi Muara Takus." positif akan
diamanahkan menjadi tuan rumah pusat perayaan hari raya Waisak Nasional
seluruh Indonesia. Wow, Amazing sekali ! Perlahan tapi, pasti sejarah
ketenaran peradaban tuo beserta fakta kebenaran historisnya akan
"mengelupaskan kulitnya" sehingga menampakkan "Isi sejarah" yang
sebenarnya.
Sedikit wawasan buat kita selaku anak jati kampar,
bahwa dahulu (perkiraan Akhir Sebelum Masehi hingga Awal Masehi) dikala
dunia dikuasai oleh 3 kekuatan peradaban adidaya : Peradaban India,
Peradaban Tiongkok dan Peradaban Srivijaya (SwarnaBumi/SundaLand).
ketiga peradaban ini punya cerita kejayaannya masing-masing dan punya
plot sangat kuat dalam mengembangkan kultur budaya, sosiologi bahkan
memiliki ketersambungan interkoneksi dalam hal Kerohanian dan pendidikan
spritual (Aliran Mahayana). Jalur sutera yang dirintis pada masa 3
peradaban meliputi : Jalur daratan india (Nalanda) - SwarnaBumi - Jalur
Pesisir Tiongkok, tidak lain adalah merupakan jalur perdagangan bisnis,
jalur menempuh pendidikan spritual keagamaan para bikhsu dan bikhuni.
Nah, kompleks candi muara takus yang sekarang ini dulunya adalah
merupakan basis kedua pendidikan spritual teologis para bikhsu/bikhuni
setelah NALANDA (India). Didua kota pendidikan ini lah (Nalanda dan
Swarnabumi) semua bikhsu dan bikhuni ditempah spritual keagamaannya.
Sebenarnya, kompleks candi muara takus ini sudah lama menjadi cagar
budaya bangsa. Namun, masih belum dikukuhkan permanen menjadi Cagar
Budaya Dunia oleh Unesco layaknya Borobudur yang sudah menjadi warisan
budaya Dunia lebih dahulu. Jika, diteliti lebih mendalam sejarah
pembuatan dan berdirinya kedua kompleks candi ini sangat jauh berbeda,
ditengarai kompleks Candi Muara Takus punya historis labeling
penanggalan yang cukup tua ketimbang pendirian kompleks Candi Borobudur.
Diprediksi kompleks candi muara takus eksistensinya mulai wujud ketika
penguasa raja Ashoka berjaya (berkisar Akhir SM hingga Awal Masehi- 4
Masehi).
Lantas pertanyaannya sekarang adalah : "Apa orientasi
kedepan kita selaku anak jati kampar untuk mengorbitkan, mempromosikan
kompleks candi muara takus agar menjadi situs Warisan Dunia (UNESCO) ?
Jawabannya adalah WELCOME terhadap TAMU. Karna Akhlak Rasulullah yang
sampai detik ini menjadi suatu Interaksi positif lagi bermanfaat yang
sangat dijunjung nilai-nilai tradisinya oleh bangsa arab adalah
"MEMULIAKAN TAMU".
Sekian, terimakasih
Semoga bermanfaat
Semoga bermanfaat
Oleh Pitopangsan (NF)
No comments:
Post a Comment