Tuesday 14 May 2019

- Jangan jadi Paradoks, Jika UNESCO mengukuhkan-NYA Kelak -

Hasil gambar untuk candi muara takus



Waisak akan diadakan perayaannya di-kota peradaban tuo Nagoghi "Candi Muara Takus". Kepercayaan ini adalah suatu tantangan hebat bagi Stake Holder Riau terkhususnya Gubernur Riau, Syamsuar dan Bupati kabupaten Kampar beserta Instansi Dinas Pariwisata RIAU yang akan terlibat aktif dalam mensukseskan perayaan nasional tahunan ummat Buddha diseluruh indonesia. Memang berasa amat ganjil dan sangat terkejut bercampur bangga, selaku anak nagoghi yang beradat jati Kampar. Berasa ganjil karena, selama ini perayaan Waisak selalu diadakan dan identik dengan Komplek Candi Borobodur, Magelang Jawa Tengah. Sontak tetiba Peradaban Tuo Nagoghi "Komplek Candi Muara Takus." positif akan diamanahkan menjadi tuan rumah pusat perayaan hari raya Waisak Nasional seluruh Indonesia. Wow, Amazing sekali ! Perlahan tapi, pasti sejarah ketenaran peradaban tuo beserta fakta kebenaran historisnya akan "mengelupaskan kulitnya" sehingga menampakkan "Isi sejarah" yang sebenarnya. 

Sedikit wawasan buat kita selaku anak jati kampar, bahwa dahulu (perkiraan Akhir Sebelum Masehi hingga Awal Masehi) dikala dunia dikuasai oleh 3 kekuatan peradaban adidaya : Peradaban India, Peradaban Tiongkok dan Peradaban Srivijaya (SwarnaBumi/SundaLand). ketiga peradaban ini punya cerita kejayaannya masing-masing dan punya plot sangat kuat dalam mengembangkan kultur budaya, sosiologi bahkan memiliki ketersambungan interkoneksi dalam hal Kerohanian dan pendidikan spritual (Aliran Mahayana). Jalur sutera yang dirintis pada masa 3 peradaban meliputi : Jalur daratan india (Nalanda) - SwarnaBumi - Jalur Pesisir Tiongkok, tidak lain adalah merupakan jalur perdagangan bisnis, jalur menempuh pendidikan spritual keagamaan para bikhsu dan bikhuni. Nah, kompleks candi muara takus yang sekarang ini dulunya adalah merupakan basis kedua pendidikan spritual teologis para bikhsu/bikhuni setelah NALANDA (India). Didua kota pendidikan ini lah (Nalanda dan Swarnabumi) semua bikhsu dan bikhuni ditempah spritual keagamaannya. 

Sebenarnya, kompleks candi muara takus ini sudah lama menjadi cagar budaya bangsa. Namun, masih belum dikukuhkan permanen menjadi Cagar Budaya Dunia oleh Unesco layaknya Borobudur yang sudah menjadi warisan budaya Dunia lebih dahulu. Jika, diteliti lebih mendalam sejarah pembuatan dan berdirinya kedua kompleks candi ini sangat jauh berbeda, ditengarai kompleks Candi Muara Takus punya historis labeling penanggalan yang cukup tua ketimbang pendirian kompleks Candi Borobudur. Diprediksi kompleks candi muara takus eksistensinya mulai wujud ketika penguasa raja Ashoka berjaya (berkisar Akhir SM hingga Awal Masehi- 4 Masehi). 

Lantas pertanyaannya sekarang adalah : "Apa orientasi kedepan kita selaku anak jati kampar untuk mengorbitkan, mempromosikan kompleks candi muara takus agar menjadi situs Warisan Dunia (UNESCO) ? Jawabannya adalah WELCOME terhadap TAMU. Karna Akhlak Rasulullah yang sampai detik ini menjadi suatu Interaksi positif lagi bermanfaat yang sangat dijunjung nilai-nilai tradisinya oleh bangsa arab adalah "MEMULIAKAN TAMU".

Sekian, terimakasih
Semoga bermanfaat


Oleh Pitopangsan (NF)



No comments:

Post a Comment