Saturday, 11 October 2014

Mahasiswa berkarakter berisik kontra mahasiswa pendiam


Foto : www.republika.com
Ada nasihat kuno yang selama ini telah pudar dikalangan sebahagian masyarakat terutama sekali kalangan muda mudi yang notabene bertitel MAHASISWA. Nasihat itu berbunyi seperti ini : " sedikit bicara banyak bekerja". " senantiasa jagalah lisan mu, agar tak melukai perasaan orang lain". " mulutmu adalah harimau mu ". " berbicaralah seperlunya saja ". 

Nasihat kuno diatas tanpa sadar mengajarkan kita selaku manusia untuk saling menjaga perasaan seseorang atau lawan bicara saat berkomunikasi. Lebih baik banyak mendengarkan oranglain ketimbang melakukan aktifitas verbal mulut yang over untuk sekedar berbual ria, bergunjing ria bahkan overdosis dalam tertawa. Kalau komunikasi yang dibangun tersebut bernilai positif, aktifitas semacam itu tak jadi masalah bahkan bermanfaat sekali bagi oranglain disekitarnya. Tapi, yang menjemukan dan menjengkelkan sekali gaya komunikasi yang selenge'an. Tak wajar seorang mahasiswa mengadopsi gaya komunikasi seperti ini. Berkomunikasi terhadap lawan bicaranya memakai kosakata yang serampangan, kata kotor, cacian dan bahkan terlihat dari mimik wajahnya menyepelekan lawan bicara. Ironisnya lagi tidak memakai basa basi dalam berbicara, seperti permisi, mohon maaf, pamitan setelah berkomunikasi dan lain sebagainya. Gaya komunikasi mahasiswa seperti ini persis dengan gaya komunikasinya para koboy di negara TEXAS sana !


Tak perduli ruangan kelas yang ada seorang dosen sedang memberikan materi, bahkan pelataran lobi, perpustakaan sampai parkiran kampus pun gaya komunikasi selenge'an itu nyaris selalu terdengar ditelinga. Ironis memang tapi itulah kenyataannya.

Lantas apa kaitannya gaya komunikasi selenge'an tersebut dengan tipikal mahasiswa yang sedikit berbicara atau pendiam ? Hal yang paling krusial adalah terganggunya konsentrasi mahasiswa tadi baik itu di dalam kelas maupun diluar kelas. Semua ingin berbicara dan over dalam berinteraksi yang dapat membuat suasana disekitar menjadi bising, berisik dan tidak tenang sedikit pun. Padahal manusia itu dituntut untuk " sedikit bicara banyak bekerja ", bukan sebaliknya. 

So, belajarlah menghargai kenyamanan dan ketentraman perasaan oranglain. Bukankah hidup ini tenggang rasa dan tipo saliro toh ? Sekian. Semoga bermanfaat. Salam mahasiswa !!!

No comments:

Post a Comment