Bermula dari ingin perubahan didalam negeri, Haji miskin yang baru pulang menimba ilmu dari tanah makkah melakukan manuver membakar balai adat dikampungnya. Tindakan pembakaran balai adat ini, merupakan salah satu cara cepat untuk memberikan peringatan kepada penguasa saat itu, yang telah membiarkan dan memberi perlindungan kepada masyarakat yang telah melakukan perjudian, penyabungan ayam bahkan tindakan asusila yang bertentangan dengan adat dan agama islam.
Wal hasil, pasca pembakaran balai adat oleh haji miskin membuat beliau menjadi incaran para dubalang-dubalang adat penguasa. Kemudian, Haji miskin meminta perlindungan dan menggalang kekuatan massa dengan TUANKU NAN RENCEH yang terkenal sumbang telah melakukan tindakan pembunuhan terhadap saudara ibu nya sendiri ? Entah apa yang mempengaruhi TUANKU NAN RENCEH melakukan tindakan pembunuhan tersebut. Namun, pasca pembunuhan itu Tuanku Nan Renceh, Haji miskin malah menjadi semakin kuat dan membentuk koalisi 8 perguruan yang dikenal dengan istilah " HARIMAU SALAPAN ".
Pada awalnya perang Padri merupakan perang saudara sesama rakyat tanah andalas dan sebahagian Mandailing di Pagaruyung, Wilayah Sumatra Tengah terkait pemurnian pelaksaan Agama Islam oleh Kaum Padri (Ulama) pada 1803. Namun pemerintah Hindia Belanda yg diminta bantuannya oleh kaum Adat Pagaruyung menjadikan kesempatan ini untuk menjajah wilayah tanah andalas, Pada kurun 1833, rakyat tanah andalas baik Padri dan Adat bersatu melawan Kolonial Belanda. Persatuan ini ditandai dengan Ikrar Rahasia di lereng gunung Tandikat bahwa dilaksanakan serangan secara serentak kepada Belanda pada 11 Januari 1833 untuk mengusir penjajah Belanda dari tanah andalas.
Kemenangan rakyat Sumatera Tengah terjadi di beberapa Daerah, salah satunya di daerah Sipisang. Pada pertempuran ini dari 110 pasukan Eropa Belanda dibawah Letnan Kolonel Vermeulen Krieger (veteran perang Napoleon), serta ratusan pasukan pribumi pro-Belanda dihabisi oleh ratusan pejuang tanah andalas. Hanya 14 orang selamat, termasuk Letkol Vermeulen.Melalui taktik perang gerilya, pejuang-pejuang sumatera tengah berhasil memporak-porandakan kedudukan Belanda. Kalah oleh taktik gerilya pejuang Andalas, sama seperti kekalahan Belanda terhadap perjuangan Pangeran Diponegoro di Jawa. Belanda berganti taktik defensif dengan membangun Benteng-benteng di daerah yang telah didudukinya.
Ditulis oleh : Noveri Fehrizal, Pitopangsan
No comments:
Post a Comment