Salah satu tokoh
Reformasi tahun 1998 mulai angkat bicara, soal arah koalisi partai PAN (Partai
Amanat Nasional) kedepan dalam rangka menghadapi PILPRES 2014 mendatang.
Sebenarnya tokoh Nasionalis Agamis seperti Amien Rais sudah terlalu banyak
untuk memberikan wejangan atau pesan kepada kader-kader PAN pada umumnya, tidak
luput pula wejangan itu sampai ditelinga Ketua Umum PAN, Hattar Rajasa. Namun
wejangan Amien Rais kali ini amat sangat jauh berbeda dari wejangan yang
sudah-sudah. Apakah wejangan sang tokoh reformis itu ?
Beliau mengatakan : "
Hatta, saya katakan, please go ahead bisa berkoalisi dengan siapa pun, tetapi ditanya
dulu mau tidak tinggalkan pola yang meruntuhkan kepercayaan rakyat menjadi pola
yang lebih segar, terutama pasal 33,” kata Amien.
Ada beberapa makna
tersirat dari ucapan Amien Rais tersebut yang bisa kita petik untuk mengambil
hikmah (pelajaran), yaitu :
1. Amien Rais mempersilahkan Hatta untuk
berkoalisi dengan siapapun dan partai apapun.
2. Amien Rais tidak menginginkan kepercayaan
rakyat terhadap partai PAN runtuh gara-gara pola koalisi lama yg salah kedepan.
3. Amien Rais menginginkan pasal 33 UUD
1945 bisa terwujud apabila pola koalisi PAN solid dan terarah nantinya.
Pasal 33 UUD 1945 kalau
kita buka alinea per alinea maka dapat kita temukan beberapa makna kata penting
yang menjadi acuan dan ajakan Amien Rais untuk Hatta, kemana arah koalisi
kedepan. Sungguh menarik makna kata tabir rahasia Amien Rais ini, apabila kita
jeli mengamatinya, akan tampaklah kemana arah tujuan Amien Rais berbicara. Tipikal
intonasi bicara tokoh karismatik tersebut, mulai tahun 1999 sampai sekarang
metodologi bicaranya unik sekali, selalu menyimpan teka-teki. Berikut ulasan
mengenai maksud dari Amien Rais mengatakan koalisi harus sesuai dengan PASAL 33
UUD 1945.
Dalam Pasal 33 UUD 1945 itu
terdapat makna baku yang sama dengan tujuan kebersamaan dan demokrasi bersama.
Tepatnya seperti dibawah ini :
1. Koalisi harus berdasarkan semangat
“kekeluargaan” dan “usaha bersama”. Dalam pasal 33 UUD 1945 dianalogikan kepada
perekonomian bangsa, tapi maksud Amien Rais semangat kekeluargaan disana bukanlah
hubungan kekerabatan. Tapi lebih jauh
maknanya tentang kebersamaan visi misi dan ideologi.
2. Amien Rais menginginkan partai PAN
membangun koalisi atas dasar prinsip-prinsip kebersamaan. Sungguh terkandung makna
kata yang luas dari kebersamaan itu. Nah prinsip-prinsip kebersamaan ini bisa
ditafsirkan, jangan ego dan berpihak kepada hubungan kekerabatan saja. Bisa juga
ditafsirkan makna kebersamaan tersebut adalah mendengarkan aspirasi-aspirasi
dari kader-kader partai PAN dan ormas-ormas islam seperti Muhammadiyah.
Adanya niat baik sebagian
kader dan ormas islam, Muhammadiyah menginginkan agar PAN saat ini berkoalisi
dengan partai-partai berbasis islam, sungguh real adanya. Kemungkinan Amien Rais
takut dan gamang kalau-kalau Hatta akan “bermain cantik” sendiri, tanpa
mendengarkan aspirasi-aspirasi dari kalangan kader partai dan ormas partai
pendukung. Amien Rais sadar partai PAN dibangun bukan berdasarkan ego sentris
belaka atau kepentingan perorangan dan kelompok tertentu, lebih jauh dari itu,
partai PAN dibangun pada awalnya adalah atas kebersamaan ormas-ormas islam,
Muhammadiyah yg menjadi “GOD Father” berdirinya PAN plus sebagian tokoh-tokoh
reformis pada saat itu. Tidak bisa dinafikan bahwa ormas-ormas islam, Muhammadiyah
ini besar peranannya untuk PAN yang akan datang. Amien Rais memperhitungkan
peranan tersebut. Din syamsudin, Ketua Muhammadiyah, tiga atau empat hari
sebelum hari “H” Pileg 2014 kemaren, sudah mengakomodir kekuatan massa islam
melalui corong Majelis Ulama Indonesia (MUI). Agar ummat islam Indonesia
memilih Caleg-caleg yang memakai perahu partai politik berbasiskan massa islam.
Bukan tanpa alasan bahwa Ketua Muhammadiyah, Din Syamsuddin menginginkan
kebersamaan itu dalam satu ideologi bersama kedepan dalam bentuk koalisi. Terbukti
ada beberapa tokoh-tokoh ulama dan kyai dari Muhammadiyah dan NU dibawah
koordinasi Majelis Ulama Indonesia untuk
memberikan support kepada ummat islam. Alhasil suara pemilih ummat islam
melalui partai-partai berbasis islam terjadi perubahan signifikan kearah yg
lebih baik. PKB, PAN, dan PPP mengalami peningkatan suara pemilih, dibandingkan
tahun 2009 yang lampau. Sungguh andil MUI tidak bisa dilupakan, wajib diberi
applause.
Merujuk ke statement Amien
Rais kepada Hatta Rajasa, Amien Rais tampaknya sudah mulai berkias-kias kata, tidak
lagi seperti Amien Rais diera 1999 dulu. Pasal 33 UUD 1945 tersebut maknanya
dalam, sedalam makna kata kiasan yang dilontarkan oleh sang tokoh nasionalis
Republik ini kepada Hatta. Penjelasan pasal 33 menyebutkan bahwa “dalam pasal
33 tercantum dasar demokrasi ekonomi, produksi dikerjakan oleh semua, untuk
semua dibawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran
masyarakat-lah yang diutamakan, bukan kemakmuran orang seorang”. Sungguh luar
biasa pesan yang disampaikan oleh Amien Rais ini kepada sang Ketua Umum PAN, Hatta
Rajasa. " BUKAN KEMAKMURAN ORANG SEORANG ". Makna
kebersamaan dan kekeluargaan itulah yang ingin ditekankan oleh Amien Rais, beliau
lagi-lagi sadar ada riak-riak kecil pada Ormas pendukungnya. Riak-riak kecil yang
menginginkan koalisi partai PAN mendatang didasarkan atas asas demokrasi
ekonomi bersama dalam wadah NKRI yang ditopang oleh kebersamaan ideologi ummat
islam ditanah air yang kita cintai ini. Itulah sedikit makna tersirat dari
tokoh reformis 1998, Amien Rais yang coba saya uraikan. Selain dari makna utama
Pasal 33 UUD 1945 yaitu kesejahteraan rakyat. Semoga bermanfaat ! Salam NKRI !
No comments:
Post a Comment