Friday 8 October 2021

Tips dalam memilih Cakades terbaik pada Pilkades


Musim Pilkades dibeberapa daerah/desa akan segera diselenggarakan. Meskipun masih dalam situasi pandemi covid 19, tetap acara pemilu raya akbar kepala desa tak diundur dan tak pula dihentikan sementara. Itu dilakukan demi terciptanya proses berdemokrasi untuk keberlangsungan estapet kepemimpinan disuatu daerah/desa.

Selaku masyarakat desa yang baik dalam berdemokrasi kita justru perlu untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan kepala desa. Ikut memilih salah satu calon Kepala Desa merupakan wujud sumbangsih positif kita terhadap desa. 

Berikut ini beberapa strategis dan tips dalam memilih Calon Kepala Desa yang bijak dan terbaik :

1. Tahap awal sekali adalah pilih kemampuan skill Leadership Calon Kepala Desa. Leadership sangat urgent dan berperan sekali dalam kemampuan seorang Cakades menjalankan roda kepemimpinan desa kedepannya pasca terpilih. 

Kecakapan leadership seseorang Cakades dapat dilihat dari beberapa point : 

a. Gaya komunikasi yang dibangun mampu mempengaruhi orang banyak. Pemimpin yang lihai berkomunikasi tentu akan membuka peluang bagi masyarakat desa untuk menampung dan mendengarkan aspirasinya. Semakin intens komunikasi seorang Cakades terhadap masyarakat desa maka, semakin kuat pula terbina kedekatan sosial. Komunikasi merupakan senjata ampuh untuk mempengaruhi orang banyak. Dengan komunikasi tentu akan ada beberapa informasi, nasehat, ajakan, teguran, share ilmu, petuah, lobi melobi, bahkan negosiasi dalam mengambil kebijakan dan keputusan. Sangat berperan aktif dalam membangun komunikasi merupakan skill wajib yang dimiliki oleh Calon Kepala Desa.

b. Kecakapan leadership dapat dilihat pula dari kemampuan memanajerial orang banyak seperi contoh : keahlian menginstruksi. Kepala Desa merupakan instruktur terbaik buat masyarakat desa. Layaknya seorang instruktur sudah barang pasti semua gerak gerik, tingkah, tabiat, perbuatan, bahkan moral Kepala Desa akan menjadi suri tauladan yang akan ditiru bagi masyarakat desa. Instruktur yang baik akan membimbing, membina, mengajarkan semua nilai-nilai baik dalam kehidupan bermasyarakat. 

c. Mampu bekerja dalam team tanpa mengintimidasi bawahan dengan dalih kekompakan (kebersamaan).

d. Memberi ruang kebebasan berpendapat, ide dan gagasan untuk membuat keputusan dan kepentingan bersama tanpa ada yang disembunyikan sedikitpun kepada masyarakat desa. 

Gaya komunikasi yang aktif, keahlian menginstruksi, Bijak bekerja dalam team dan kebebasan berpendapat itulah 4 cara dalam menentukan kecakapan Leadership seorang Calon Kepala Desa.

2. Pilihlah Calon Kepala Desa yang punya Inklusifitas (bukan bersifat ekslusif). Contohnya adalah : Keramah tamahan, keterbukaan (open minded), kegotong-royongan, kesederhanaan, kejujuran, keberagaman, dan toleransi.

3. Hindari memilih Calon Kepala Desa karna faktor Kepentingan bisnis karna resikonya akan berdampak negatif terhadap Kolusi kolega bisnis kedepannya.

4. Jangan memilih Calon Kepala Desa karna faktor hubungan kekeluargaan. Tujuannya adalah untuk menghindari terjadinya Nepotisme.

5. Pilihlah Calon Kepala Desa yang telah teruji kejujurannya, punya pengalaman dalam hal memanajemen finansial keuangan yang benar dan jujur akan mampu terhindar dari aktifitas Korupsi dan Mark up.

6. Pilihlah Calon Kepala Desa yang punya kinerja dan pengalaman dalam memimpin sebelumnya. Jika, sosok itu incumbent perlu untuk diperhitungkan kembali untuk dipilih. Mungkin dengan alasan melanjutkan program kerja  pembangunan desa yang berkesinambungan atau bisa jadi karna dalih track record positifnya dalam pembangunan memajukan desa.

7. Point terakhir ini yang terpenting, jangan pilih Calon Kepala Desa karna tergiur uang ada bayaran tertentu atau serangan fajar dari tim sukses Cakades yang sedang bertarung dalam Pilkades apapun itu dalihnya baik karna faktor ekonomi, rezeki aji mumpung, kesempatan dalam kesempitan bahkan hanya sekedar memanfaatkan semata padahal dipilih pun tidak. Hindari dan buang jauh kebiasaan tersebut karna akan membawa image negatif kedepannya. Perlu diingat bahwa uang bayaran atau serangan fajar yang nekat kita ambil tentu akan menjadi darah daging dan malapetaka dosa buat diri sendiri.

Nah, itulah 7 point strategis dan tips dalam memilih Calon Kepala Desa di ajang Pilkades buat kita selaku masyarakat desa yang masih awam ilmu dan bingung sikapnya dalam memilih Kepala Desa terbaik kedepannya. Selamat mencoba ! 

Penulis : Pitopangsan

Tuesday 28 September 2021

Power of lisan (Kekuatan lisan)

Otak, lisan dan hati ketiga organ tubuh kita ini tentu mewakili fungsinya masing-masing. Otak untuk berpikir, lisan untuk bertutur dan hati untuk berasa. Posisi letak ketiga organ ini pun punya ciri khas tertentu, otak yang sentiasa dianggap sebagai leadernya organ tubuh berada posisi paling atas. Lisan yang berkontribusi sebagai mediasi perantara pembaca pikiran otak dengan pembaca perasaan hati posisinya dibawah otak dan diatas hati. 

Tanpa lisan manusia bisa apa ? 

Tentu tak bisa mengutarakan hasil pikiran dan perasaannya. Murid yang cerdas akan diketahui dari kemampuannya mengutarakan presentasi tugasnya didepan guru. Orator yang ulung diketahui dari kelihaiannya dalam beretorika lisan. Seorang tenaga marketing handal diketahui dari seberapa hebat dia meyakinkan buyer dengan tutur lisan viarnya. Lisan juga mampu mendeteksi kondisi keadaan bathin seseorang. Orang mabuk tentu lisannya mengeluarkan perkataan meracau, orang bersedih lisannya mengeluarkan perkataan kesedihan, orang bahagia tentu lisannya mengeluarkan perkataan kebahagiaan. Unik memang fungsi lisan bagi kita, saking uniknya kekuatan lisan mampu menembus ruang dan waktu lain yang berbeda dimensi dengan kita, ambil contoh DO'A.

Oleh Pitopangsan

Monday 27 September 2021

Sabab Musabab Perang Padri ditanah Andalas

Bermula dari ingin perubahan didalam negeri, Haji miskin yang baru pulang menimba ilmu dari tanah makkah melakukan manuver membakar balai adat dikampungnya. Tindakan pembakaran balai adat ini, merupakan salah satu cara cepat untuk memberikan peringatan kepada penguasa saat itu, yang telah membiarkan dan memberi perlindungan kepada masyarakat yang telah melakukan perjudian, penyabungan ayam bahkan tindakan asusila yang bertentangan dengan adat dan agama islam.


Wal hasil, pasca pembakaran balai adat oleh haji miskin membuat beliau menjadi incaran para dubalang-dubalang adat penguasa. Kemudian, Haji miskin meminta perlindungan dan menggalang kekuatan massa dengan TUANKU NAN RENCEH yang terkenal sumbang telah melakukan tindakan pembunuhan terhadap saudara ibu nya sendiri ? Entah apa yang mempengaruhi TUANKU NAN RENCEH melakukan tindakan pembunuhan tersebut. Namun, pasca pembunuhan itu Tuanku Nan Renceh, Haji miskin malah menjadi semakin kuat dan membentuk koalisi 8 perguruan yang dikenal dengan istilah " HARIMAU SALAPAN ".


Pada awalnya perang Padri merupakan perang saudara sesama rakyat tanah andalas dan sebahagian Mandailing di Pagaruyung, Wilayah Sumatra Tengah terkait pemurnian pelaksaan Agama Islam oleh Kaum Padri (Ulama) pada 1803. Namun pemerintah Hindia Belanda yg diminta bantuannya oleh kaum Adat Pagaruyung menjadikan kesempatan ini untuk menjajah wilayah tanah andalas, Pada kurun 1833, rakyat tanah andalas baik Padri dan Adat bersatu melawan Kolonial Belanda. Persatuan ini ditandai dengan Ikrar Rahasia di lereng gunung Tandikat bahwa dilaksanakan serangan secara serentak kepada Belanda pada 11 Januari 1833 untuk mengusir penjajah Belanda dari tanah andalas.


Kemenangan rakyat Sumatera Tengah terjadi di beberapa Daerah, salah satunya di daerah Sipisang. Pada pertempuran ini dari 110 pasukan Eropa Belanda dibawah Letnan Kolonel Vermeulen Krieger (veteran perang Napoleon), serta ratusan pasukan pribumi pro-Belanda dihabisi oleh ratusan pejuang tanah andalas. Hanya 14 orang selamat, termasuk Letkol Vermeulen.Melalui taktik perang gerilya, pejuang-pejuang sumatera tengah berhasil memporak-porandakan kedudukan Belanda. Kalah oleh taktik gerilya pejuang Andalas, sama seperti kekalahan Belanda terhadap perjuangan Pangeran Diponegoro di Jawa. Belanda berganti taktik defensif dengan membangun Benteng-benteng di daerah yang telah didudukinya.


Ditulis oleh : Noveri Fehrizal, Pitopangsan

Saturday 25 September 2021

Benarkah Musibah-Azab dan Ujian bukan Qudrah Tuhan ?

Kebanyakan kita salah menarik kesimpulan antara Musibah, Azab dan Ujian.

Bahkan musibah dan azab itu menurut hemat saya yang anti mainstream dari kebanyakan orang adalah bukan keinginan/kehendak Tuhan (Qudrah mahluk).

Musibah dan azab itu tidak lain dihadirkan sendiri oleh ulah perbuatan dan ulah tangan manusia itu sendiri. "Telah banyak terjadi kerusakan dimuka bumi disebabkan ulah perbuatan tangan manusia." 

So, azab dan musibah itu hukum kausalitasnya bersumber dari kita. Campur tangan dominan ada pada kita sendiri. Sunnatullah dari musibah dan azab ini eksponen pentingnya tidak lain hanya kita yang menggerakkannya. Apa yang kita perbuat tentu barang pasti akan kembali balasannya kepada kita. Makanya kita selaku mahluk ciptaan Tuhan juga  punya kuasa (Qudrah) sebagai khalifah dimuka bumi.

Lain halnya dengan Ujian... (merupakan qudrah tuhan, ujian bukan qudrah manusia sebagai khalifah dimuka bumi).

Ujian tidak lain cara Tuhan sebagai mahaguru memberikan test (uji coba) kepada sang murid untuk menempah keimanan murid itu sendiri. Ujian bukan kita punya prioritas utama untuk menentukan, dan mengendalikannya, karena hak prerogatif dan hak vetonya hanya tuhan yg punya kita manusia hanya sekedar menghadapi test tersebut tanpa ada hukum kausalitas didalamnya.

Pada ujian level keimanan tertentu hasilnya akan menaikkan derajat seseorang sebagai bukti bahwa kita lulus test uji coba keimanan dari tuhan. (Dalilnya ialah surah Al ankabut ayat 2)

Wallahualam

Thursday 23 September 2021

Berkuasa tapi tak bermental pemimpin

Boleh jadi seorang yang berkuasa "barang matah" tidak mampu memimpin. Kuasa lebih berkonotasi makna memiliki kekuatan fisik dan materi semata. Punya postur fisik kokoh, kuat dan keras merupakan indikasi awal untuk berkuasa. Punya materi yang banyak dlm kekayaan juga asbab untuk berkuasa. Berapa banyak sosok penguasa dulunya yang punya kekuatan fisik berlebih dan materi kekayaan berlebih, seperti contoh : sosok Ramses Akbar (Firaun), penguasa mesir kuno yang miliki postur besar, tinggi dan kuat fisiknya. Sosok lain adalah Qorun sebagai investor terbesar Sang Firaun dalam memback up pundi-pundi kekayaan untuk keberlangsungan hidup roda-roda kekaisaran Firaun. Qorun yang tajir dizamannya punya materi sangat bombastis hingga kunci gudang kekayaannya dipikul oleh puluhan manusia. 

Ramses akbar dan Qorun perwakilan utusan dari dua nama yang pernah berkuasa dimuka bumi ini. Firaun penguasa kekaisaran mesir sedangkan Qorun penguasa ekonomi kekaisaran mesir. Mereka berkuasa namun, tak miliki mental pemimpin yaitu : 

Mental mengayomi, 

Melindungi, 

Bijaksana, 

Mau mendengar, 

Tidak arogansi, 

Mengalah untuk kepentingan bersama,

Mengutamakan mashlahah,

Terbuka terhadap perbedaan pendapat, Bermusyawarah mufakat, 

Tidak mengambil keputusan sepihak,

Proporsional 

Profesional dalam bertindak

Melibatkan publik untuk membuat keputusan,

Cerdas mengatur strategi,

Keterbukaan, kejujuran, amanah

Tidak menyembunyikan kebenaran,

Dan punya manajerial yg adil.

Penguasa, yang tak bermental pemimpin sudah barang tentu alami beragam ketimpangan sosial, kekacauan sistem, hingga akhirnya binasa oleh buruknya tabiat mental sendiri. Alih-alih berkuasa namun, mental bobrok hancur ditelan zaman.

Tuesday 21 September 2021

Konsep mendidik anak

Nur Cholis Majid (caknur) sang maestro legendaris pemikir ulung dan sangat kritis, cendikiawan muslim perubah minda anti mainstream pernah mengutarakan "olah pikir" nya dalam sebuah buku yang berbunyi : 

"Tanam Jagung hanya butuh 3 bulan waktu untuk panen, butuh waktu 3 sampai 5 tahun untuk panen tanaman kelapa. Namun, untuk menikmati hasil panen dari mendidik seorang anak itu butuh waktu sangat lama berkisar 25 tahun bahkan lebih 30 tahun lamanya." ✍🙏🤲

Sangat lama memang "menanam sumber daya manusia" agar menjadi "buah peradaban" yang untuk dinikmati hasil panennya buat kita selaku "Petani peradaban". 

Mendidik anak tak sama halnya dengan membesarkan anak. Mendidik anak tak perlu "membangun" konstruksi fisiknya hingga sehat dan kuat. Membesarkan anak hanya butuh dan cukup memberinya makan, minum (pangan), sandang dan papan. Membesarkan anak tak butuh seni khusus, trik khusus dan metod pendidikan khusus. Bila ukuran fisik anak menjadi tumbuh kembang, kuat dan sehat, orangtua selaku "petani peradaban" sudah dianggap berhasil membesarkan anak. Lain halnya dengan konsep mendidik anak, dibutuhkan beberapa point penting sebagai acuan yaitu : 

1. Menciptakan, membangun dan memupuk karakter, watak dan mental anak (Emosional Question/EQ). Ini hanya butuh tenaga pendidik yang spesialisasi memiliki "Skill Rasa". Tenaga pendidik tidak dituntut untuk pintar apalagi jenius mindanya. Karna membangun karakter, watak, mental anak hanya butuh kepintaran "merasa" (Skill Rasa). 

2. Mendidik pola pikir anak, tumbuh kembang "alam minda" nya, termasuk didalamnya mampu berpikir bijak, berpikir kritis positif, solutif berpikir dan cakrawala berpikir yang luas. Tenaga pendidik yang dibutuhkan wajib punya skill kecerdasan IQ (Intelijensia Question) diatas rata-rata bukan dibawah rata-rata. Jangan harap tenaga pendidik yang bodoh akan miliki anak yang berpikiran bijak, solutif dalam berpikir, kritis membangun dalam berlisan, apalagi punya cakrawala pemikiran yang luas. Jangan pernah bermimpi ! Karna "buah peradaban" tak akan pernah jatuh jauh dari batang "pohon peradaban" nya.

3. Membangun dan mendidik ESQ (Emosional Spritual Question) anak. Bagaimana anak punya skill berlapang dada, bersabar, ikhlas, taat beribadah, mau sholat, mau berpuasa, mau berzakat, kepatuhan menjalankan syariat agama, punya iman, punya taqwa, Qonaah, mengetahui halal haram, takut akan dosa, menghindari maksiat, condong kepada kebenaran, berorientasi pada ketetapan tuhan, toleransi dalam beragama dan skill spritual religius yang lainnya. Tentulah membutuhkan tenaga pendidik yang mempunyai dua kriteria yaitu : Pintar secara IQ dan "merasa" secara emosional (EQ). 

Semoga bermanfaat dan mencerahkan buat kita semua 🤲🤲✍ Wallahua'lam 🙏

Oleh Pitopangsan 🙏🙏🙏

Empat issue menarik kereta peluru rute Jakarta-Bandung

Kereta peluru alias sinkansen, proyek era pakde Joko yang sangat brilliant dan inovatif kedepan buat pertumbuhan ekonomi dan mobilitas masyarakat di kawasan Jakarta dan Bandung terutama di 5 stasiun pemberhentian rute Kereta cepat 👍👍👍


Ada 4 issue yang menarik dari proyek sinkansen ini : 

1. Dananya membengkak jadi ratusan triliun rupiah, itu disebabkan karna pembebasan lahan masyarakat yang pakai konsep ganti untung bukan ganti rugi ✍✍✍

2. Progress proyeknya sudah berjalan dilevel 80%, dan bakalan siap rampung total hingga bisa beroperasi november 2022🤝🤝🤝

3. Pemenang proyeknya adalah china bukan Jepang, sistem proyeknya adalah B to B (bisnis to bisnis) bukan B to G (Bisnis to Government). Kenapa bukan Jepang ? Karna Jepang proposal penawarannya tidak berani mengambil resiko besar dikemudian hari malah Jepang minta Guaranted alias jaminan ke pemerintah yang berimbas kepada proyek berbasis B to G. Selain itu Jepang juga tak mau membagikan teknologi pembuatan kereta cepatnya kepada Indonesia, karna Jepang takut kelak teknologinya bisa diimitasi oleh indonesia. Al hasil China lah yang memenangkan tender proyek sinkansen tanpa jaminan dari pemerintah dan berbagi ilmu teknologi pembuatan sinkansen agar kelak kedepan indonesia mampu mandiri produksi sendiri fasilitas kereta cepat 👍👌👌

4. Efisiensi waktu akan semakin berguna dalam kereta cepat ini jika sudah beroperasi di tahun 2022 nantinya. Hanya butuh waktu 36 menit rute tempuh Jakarta menuju bandung, sangat cepat dan efisien jika dibandingkan dengan kereta listrik yang makan waktu 3,5 jam 🙏🙏🙏


Keren boss 😎😎😎

Salut buat pakde Joko 😍😍😍

Mudah2an ada kesempatan dan rezeki menaiki kereta cepat rute jakarta-bandung. Aamiin 🤲🤲🤲 ya Allah !

Sunday 9 June 2019

SECANGKIR KOPI & SEDIKIT GULA...

Gambar mungkin berisi: cangkir kopi dan minuman

Lama gak ketemu dengan saudaraku.

Lebaran ini kami kumpul dan silaturahmi seperti dulu. Tapi ada yang berubah darinya.
Tiga tahun lalu kami pernah berada pada situasi yang sama seperti ini. Aku bertemu dia dalam kondisi berbeda. Wajahnya kusut tanpa cahaya. Aku tahu dia punya masalah besar. Kuajak dia ngopi di sebuah tempat yang sepi dan enak.
Entah kenapa aku ingin mendengar ceritanya. Setidaknya dengan mendengarkan cerita orang lain, aku bisa belajar darinya.

"Ada apa ?" Tanyaku membuka pembicaraan. Tidak butuh waktu lama dia mengeluarkan segala keluh kesahnya. Hutang yang melilit bagai ular berbisa, pendapatan yang minim dan kehilangan tempat bekerja. Sebuah masalah yang biasa dalam perjalanan hidup, tetapi menjadi luar biasa ketika sedang berada pada titik pusarannya.

Dia lelaki yang sedang kehilangan harga dirinya..

Aku teringat diriku yang pernah berada pada posisi yang sama. Hancur, patah dan merasa tak berharga. Semua yang kulakukan salah. Bahkan apa yang kuanggap potensi rejeki malah berbalik menjadi musibah.

Hingga pada satu waktu aku membaca sebuah nasihat yang menyentuh diriku. "Perbaikilah akhiratmu, maka Tuhan akan memperbaiki duniamu.." Imam Ali yang berkata, manusia terbijak yang pernah ada. Dan aku tiba-tiba paham, bahwa yang dimaksud akhirat bukan syariat, tetapi jauh lebih dalam maknanya.

Selama ini manusia selalu terpaku pada sudut pandang dunia. Ketika dia terluka, dia menganggap itu petaka. Padahal sudut pandang akhirat bisa saja berbeda. Itu adalah sebuah kenikmatan hanya kita tidak pernah menyadarinya. Karena kita terlalu sombong dan bodoh untuk mencari artinya.

Dan aku sadar sesudah itu, bahwa setiap langkah dan keputusanku selalu dipenuhi nafsu. Nafsu membentuk takdirku dan aku jatuh karena ambisiku. "Tuhan, bantu aku.." begitu pasrahku ketika lututku sudah tidak berdaya dan kepalaku tertekan ke tanah dalam posisi menyerah.

Penyerahan diriku itu membawa dampak menyakitkan. Aku dihajar habis-habisan dalam situasi yang jauh lebih menekan. Bukannya membaik malah semakin menghantam. Tapi tidak ada yang bisa kulakukan.

Akhirnya ada saat dimana akalku terang terbuka. Apa yang dulu kuanggap penghalang, ternyata adalah peluang terbuka. Satu persatu benang kusut masalah terurai. Aku sadar, tidak bisa menyelesaikan satu masalah dengan sekali tepukan. Manusia harus melalui semua proses untuk pembelajaran. Bahwa dirinya bukanlah apa-apa tetapi sombongnya melebihi Tuhan.

Kuceritakan kepada saudaraku apa yang pernah terjadi pada diriku. Dia mendengarkan dengan penuh minat dan logika berfikirnya terbuka. Ketika ia sudah paham, yang dibutuhkannya hanyalah kesabaran.

Tiga tahun berlalu dan kamipun bertemu kembali. Dia tersenyum melihatku. Wajahnya bercahaya, menandakan masalahnya satu persatu terurai. Dia tampak lebih tenang, bijak dan dewasa. Masalah itu mengajarinya. 

Dan sempat kudengar ia menasihati seorang saudara yang saat ini sedang terkulai. "Jangan cemaskan masa depanmu, itu urusan Tuhan. Cemaskanlah masa lalumu, dengan cara apa kamu bisa membayar maksiat yang pernah kamu lakukan ?"

Secangkir kopi datang. Kuseruput dengan pelan.
Kopi selalu mengingatkanku melalui ujung lidahku. Bahwa sejatinya hidup ini sangat pahit dan kita harus menambahkan sedikit rasa manis supaya semua seimbang...

Dikutip dari halaman Facebook @DennySiregar

Saturday 8 June 2019

ISLAM ITU SALAH...



"Setiap kali dia bikin gol, saya langsung menjadi muslim.."

Begitu teriakan seorang suporter Liverpool, klub sepakbola profesional dari Inggris ketika berbicara tentang Mo Salah. Ini hanya ungkapan metafora saja dengan perasaan euphoria, bukan secara nyata suporter Inggris yang terkenal beragama bola itu langsung jadi mualaf.

Mohamed Salah Ghaly atau Mo Salah memang menakjubkan. Striker kebanggaan Mesir dan sekarang merumput di Liverpool ini sudah menjadi ikon bagi para penggila bola disana.
Orang Liverpool sangat tahu Mo Salah beragama Islam, dan itu ternyata mempengaruhi mereka. Hasil riset dari Stanford University menunjukkan, sejak Mo Salah gabung di Liverpool tahun 2017, kriminalitas terhadap muslim disana turun sampai hampir 19 persen.

Bahkan menurut Stanford, kebencian terhadap Islam (Islamophobia) dari fans Liverpool di Twitter, turun drastis menjadi 50 persen. 

Stanford University menemukan bahwa faktor kebanggaan warga Liverpool terhadap pemain berusia 26 tahun dengan skor 71 gol dari 104 pertandingan itu menjadi penyebab utama turun drastisnya kebencian terhadap Islam disana.

Kebencian terhadap agama Islam sebelumnya tinggi sekali di Liverpool. Itu karena dipengaruhi oleh kejahatan ISIS dan para radikal yang malas dan berisik meski minoritas dan sibuk mengkafir-kafirkan penduduk sana. Tetapi sejak ada Mo Salah yang bahkan membawa Liverpool juara, kebencian itu turun drastis. 

Mo Salah membawa kecintaan kepada mereka. Hilang sudah stereotip bahwa Islam sebagai agama teroris dengan gol-gol indahnya Mo Salah dan kemampuannya merendahkan hati di depan para pengagumnya.

Mo Salah dengan sadar menjadi pendakwah Internasional dengan keahliannya menggiring bola. Ia tidak perlu memakai gamis dengan jenggot panjang dan jidat menghitam beserta seruan ayat-ayat untuk mengenalkan agamanya kepada dunia. Ia cukup bermain cantik dan produktif sehingga siapapun akan bangga terhadapnya terlepas dari apapun agamanya..

Apa yang dilakukan Mo Salah seharusnya menampar keras mereka yang menamakan diri mereka "ustad" atau "ulama" yang sibuk menjual ayat demi kepentingan sesaat. Apalagi mereka yang menjual jargon "cucu Nabi" supaya bisa membeli Rubicon dan bisa dapat empat istri supaya orang mau mengakui.

Apa yang bisa kita ambil dari pelajaran diatas ?
Bahwa berdakwah bisa dengan cara apa saja, bahkan tidak perlu banyak kata apalagi pake teriak-teriak dengan toa. Cukup dengan menunjukkan siapa diri kita maka mereka akan menghargai dari apa yang kita lakukan.

Agama Islam sempat dipandang tinggi pada masa Ibnu Sina, Al Khawarizmi yang mengenalkan konsep Aljabar dan Algoritma, Ibnu Khaldun dan banyak lagi ketika para ilmuwan itu memperkenalkan agama mereka dengan keilmuan, bukan dengan teriakan caci maki, mata memerah dan hidung mendengus layaknya sapi yang sudah lama dikebiri. 

Sekarang masa kejayaan itu sudah hilang diganti dengan banyaknya bom bunuh diri. Agama Islam masa kini pemeluknya semakin besar, tetapi - sialnya - banyak yang otaknya semakin mengecil, karena jarang dipakai untuk mengkaji.

Kalau Mesir punya Mo Salah, Indonesia punya Mo Kabur.. Sama2 berprestasi di dunia Internasional. Cuman satu di Liverpool, satunya di Saudi. Satunya pemain bola, satunya lagi pelari..
Pengen seruput kopi..

Dikutip dari halaman FB @DennySiregar

Tuesday 4 June 2019

- AKU BUKAN SEORANG MUSLIM -


"Benarkah kamu seorang muslim?."
Pertanyaan lama seorang teman ini pernah menghantui pikiranku. Ada ego yang mendadak mendesak keluar ketika pertanyaan itu pertama kali dilontarkan, "Ya. Aku muslim.." Ingin kujawab seperti itu.
Tapi tunggu dulu. Temanku ini selalu mempunyai jawaban yang lebih dalam dari sekedar sebuah keilmuan, yaitu pemahaman.

Kata Imam Ali dalam sebuah nasihat indahnya, "Periwayat ilmu itu banyak, tetapi yang memahaminya sedikit.." Dalam artian, siapapun bisa menyampaikan sebuah ilmu. Pertanyaannya, apakah ia paham apa yang ia sampaikan ?

Dan berbulan-bulan aku mencari jawabannya. Bahkan butuh tahunan.
Sampai akhirnya secara tidak sengaja aku bertemu seorang pendeta. Kami berdiskusi melintasi ruang-ruang keagamaan. Bagi kami, agama itu adalah sebuah petunjuk, sebuah kompas yang harus dipegang dalam perjalanan di dunia, jika tidak manusia akan tersesat di rimba belantara hidup yang penuh dengan jebakan..

Ia berkata, "Kita ini sejatinya bodoh, tetapi sombongnya luar biasa. Kita menganggap diri kita tahu segalanya, tapi sebenarnya tidak tahu apa-apa. Kita merasa diri kita benar, tetapi sejujurnya kita ini salah..."

Ia menyeruput kopinya. "Semua petunjuk itu mengandung kebenaran, manusianyalah yang salah mengartikan. Petunjuk-petunjuk itu mengarahkan kita pada kebaikan, tetapi kita menafsirkannya dengan arogan. Kamu benar, aku salah. Padahal, benar dan salah bukan manusia hakimnya.."
Pada titik itulah aku sadar dan mulai paham...

Petunjuk tetaplah petunjuk. Ia membutuhkan pemahaman, bukan sekedar pengetahuan.
Islam mempunyai arti yang dalam, yaitu kepasrahan total kepada Tuhan dengan mengikuti petunjuk RasulNya. Bukan sekedar sebuah simbol atau aksesoris yang disematkan dengan kebanggaan.
Petunjuk itu harus dipahami dengan nilai kemanusiaan dan kerendahan hati yang luar biasa, karena kesombongan menutup fakta yang ada. Mereka yang mempelajari Islam biasa disebut sebagai muslim. Tapi benarkah aku seorang muslim ?

Diriku mulai mengecil. Tidak aku sama sekali bukan seorang muslim. Petunjukku, jalan yang kupilih dengan sadar adalah Islam memang benar. Tetapi untuk bisa pasrah hanya kepada Tuhan, aku sama sekali tidak berdaya..

Mulut munafikku selalu bilang, aku percaya padaNya. Tetapi ketika datang kenikmatan berupa kemiskinan, aku menganggapnya musibah. Kemunafikanku berbicara aku pasrah padaNya, tetapi ketika diuji dengan sedikit kekurangan, aku bergetar ketakutan.

Dimana arti kata "pasrah kepada Tuhan" yang selalu kujadikan slogan kebenaran jika aku sendiri tidak pernah punya keyakinan yang benar terhadapNya ?
Mengakui diriku sebagai seorang muslim, sejatinya seperti seorang pelari yang masih berada di garis start tetapi sudah merasa menjadi pemenang.

Aku menjadi orang sombong tanpa kusadari, hanya karena mengklaim bahwa akulah pemenang. Bodoh tanpa kusadari. Dan aku hidup dalam kebanggaan tanpa pernah paham bahwa sebenarnya aku ditertawakan banyak orang..

Kuambil handphoneku, kukirim pesan pada temanku itu..
"Bukan aku bukan seorang muslim. Aku sedang berusaha menjadinya dan mencapainya. Muslim atau bukan diriku, bukan aku yang menentukan.."

Lama kemudian temanku membalas pesanku. "Kamu sudah mulai paham.."

Kuseruput secangkir kopi malam ini. Bahkan untuk pengetahuan sesederhana itu, aku harus berjalan sangat jauh. Sungguh aku sejatinya tidak mengerti apa-apa..


Dikutip dari Halaman FB @DennySiregar

Monday 3 June 2019

- KITA YANG MUNAFIK INI...-



"Jujur, sebenarnya saya malu kalau ikut acara bukber. Malu sama orang miskin dimana di bulan puasa ini kita sedang mencoba memahami kelaparan mereka, ketiadaan mereka...

Karena kita sedang berpura-pura menjadi mereka, tanpa sedikitpun menjadi mereka. Kita berbuka dengan kemewahan, sedang mereka tetap seperti apa adanya. Kita punya hari kemenangan, sedangkan mereka setiap hari merasakan kalah...

Kita hanya menjalankan perintah, sedangkan mereka menjalani hidupnya. Kita hanya menunda lapar kita, sedangkan lapar ada dalam setiap tarikan nafas mereka...

Bahkan kita lebih senang menjalankan ritual tanpa perduli maknanya. Kita lebih senang menyimpan uang untuk belanja makanan berbuka puasa, tanpa memikirkan berbagi rejeki pada mereka yang sedang tidak berpunya.

Saat lebaran kita memamerkan apa yang kita punya pada keluarga, tanpa sedikitpun berfikir bahwa ada kepala keluarga yang bingung ketika anaknya bertanya, "besok kita makan apa, pak ?"
Dan setiap tahun, saya selalu merasa kalah. Kalah oleh kemunafikan saya. Tidak ada sedikitpun yang saya bisa banggakan sebagai kemenangan..."

Perkataan temanku yang beruntun itu seperti mengingatkanku kembali akan makna berpuasa, yang hanya terdengar dalam mimbar2 ceramah dan hilang ketika kaki melangkah pulang.
Manusia selalu menghibur dirinya bahwa ia sudah melakukan ibadah, padahal ia sejatinya hanya menjalankan kewajiban belaka. Tanpa ada perintah, bisa jadi manusia akan selalu lupa fungsi dirinya di dunia..

Ah, sudah hampir buka. Kusiapkan secangkir kopiku sebagai teman pengingat ketika diri ini merasa berada di puncak kejayaan...


Oleh : Denny Siregar
Dikutip dari halaman Facebook @DennySiregar 

Sunday 2 June 2019

- Men"Tarbiyah"kan Hamunan Paradoks -

Gambar mungkin berisi: langit dan luar ruangan 

Banyak nan letai...
Banyak nan kepo...
Junjuongan mati taji...
Penguaso nan dikato-kato...

"Gotah menggotah" paliong mumpuni...
Hamun ma hamun lah ndak takonang kaji ghibah...
Meraso paliong "Tarbiyah" mengaji...
Padahal khotam pun olun bab Thaharah...

Buruok balako kebijakan penguaso...
Togak dibarisan pembangkang...
Maghaso diri taaniayo dan taseso...
"Toat kek pemimpin" olah jadi kaji usang...

Hamunan paradoks dianggap "Tarbiyah"...
Masuok kek kandang "Tarbiyah"...
Meghaso diri paliong Tarbiyah...
Hamunan bukan Pendidikan...
Meghaso terdidik nyatonyo Hamunan...
Indak konang dan khotam kaji tuah Lisan...

Balajaw Penderhaka kek pemimpin...
Balajaw toat kek keduo ughang tuo...
Padahal ughang tuo dan penguaso...
Samo-samo status "Maqom" nyo sebagai Insan...

Oh...Paradoks...
Oh...Tarbiyah...
Hamunan paradoks nan dianggap "Tarbiyah"...


Oleh Pitopangsan


Sunday 26 May 2019

- "BELEK NAN TASINGGUONG LARANYO" -

Hasil gambar untuk Belek kosong


Junjuong-manjunjuong...
Tadah Goleh pun nan paliong angek...
Fitonah kaulak kamudiok...
Junjuongan Kalah...
Goleh Pocah...
Tadahpun indak takonang LEGOWO noaang...


Siklus 5 tahunan sakali....
Dikubilatkan jadi...
Sakralitas politik...
Nan basalinduong Ugamo...

Sara dan Konflik...

Belek nan tasingguong laranyo...
Belek longang...

Belek soghik...
Pemerintah tagotah-gotah...


Belek nan tasingguong laranyo...
Belek Ponuoh Dulangnyo...
Horamkan batarimo kasih...
Kek Tuhan dan pemerintah...


Belek nan tasingguong laranyo...
Pemerintah diamun-amun...
Sobab belek nyo taguncang-guncang...

Dan Junjuongan tatilontang K.O...

Belek nan tasingguong laranyo...
Olah konyang isi powik...
Olah taboli pakan dan susu anak...
Olah taisi pupuok kobun sawit...

Olah batambuoh loteng walet...
Olah bisa manginyam kudo bosi...

Pulang pai nayok Umroh dan Hoji... 
Ndak kan tandeh 7 turunan...
Razoki imau du...


Indak ciek lisan pun...
Tauntai ucapan syukur apolei Kamsiah...
Samo Penguaso...
Seolah-olah pemerintah...
Banodo sampai korak nerako...

Dasar Tuman !...


 Oleh Pitopangsan

Saturday 25 May 2019

- NEGERI AJAIB ITU BERNAMA INDONESIA... -

Keterangan foto tidak tersedia. 



Sejak sebelum Pilpres kita sudah sangat waspada dengan senjata Firehose of Falsehood..
FoF atau propaganda kebohongan yang diyakini menjadi kebenaran ini menjadi senjata ampuh untuk memenangkan pertarungan Pilpres dibanyak negara. Dari senjata ini akhirnya terpilihlah para pemimpin yang menang bukan karena kemampuannya memimpin, tetapi karena kemampuannya menjatuhkan lawan politiknya dengan fitnah.

Jokowi sejak memimpin negeri ini sudah diserang dengan berbagai isu mulai PKI, antek China, sampai anti Islam. Pihak lawan seperti punya nafas yg panjang untuk membangun isu selama 5 tahun terus menerus tanpa putus. Dan pengaruhnya sangat terasa karena fitnah itu masuk ke majelis, pengajian sampai ceramah Jumat.

Digempur isu yang sama terus menerus, jelas akan berpengaruh terutama pada rakyat yang tidak punya pendirian dan kebanggaan akan dirinya. Banyak masyarakat yang melemparkan masalah ekonomi mereka pada Jokowi. Bahkan ketika Jokowi sedang membangun infrastruktur untuk menaikkan tingkat ekonomi, tetap saja dicibir habis-habisan.

Tapi menariknya, negeri ini ternyata bertahan jauh lebih kuat dari propaganda kebohongan itu sendiri.
Mendekati Pilpres, muncul kekuatan dari masyarakat dari semua tingkat sosial maupun lintas agama untuk membela Jokowi. Mereka tiba-tiba menjadi militan dengan turun kebawah dan bertarung di media sosial. 

Ada ketakutan dari mereka yang biasanya apatis terhadap pemilu, dan akhirnya keluar untuk bertarung habis-habisan. "Bukan waktunya lagi diam.." begitu kata teman seorang CEO di perusahaan multinasional yang biasanya tidak perduli pada pemilu. Bahkan dia sengaja menunda liburannya keluar negeri hanya untuk memilih seorang Jokowi. Mengagumkan..
Bahkan dari sisi umat Katolik, yang biasanya tidak pernah mencampur urusan politik dengan agama, tiba-tiba bergerak bersama dengan bahasa politik kebangsaan. 

Ya, Pilpres 2019 ini bukan sekedar memilih siapa Presidennya, tetapi lebih kepada bagaimana mempertahankan negeri ini sekuat tenaga dari serbuan kaum radikal. Ada ketakutan bahwa Indonesia bisa seperti Suriah, Libya, Irak kelak jika tidak ada gerakan militan mempertahankannya.
Dan Indonesia sekali lagi membuktikan kedigdayaannya..

Disaat banyak negara habis dengan senjata pemusnah massal berupa fitnah dan hoax yang menghantam massif, negeri ini tetap berdiri dengan kokoh dengan memenangkan pemimpin yang benar. Kita sejatinya sedang berjuang membela diri sendiri dari arus kuat radikalisme yang sedang mencengkeram. Dan kita menang.

Riak-riak kerusuhan pasca Pilpres dari mereka yang mengamuk karena kalah, itu seperti nafas dan gerakan terakhir dari musuh bernama radikalisme itu. Mereka kecewa berat tahun 2019 ini bisa jadi adalah lonceng kematian mereka. Karena itulah mereka membangun kerusuhan dan ternyata mereka kalah, sekali lagi.

Saya sendiri menjadi percaya dengan narasi "Negeri ajaib dari Timur.." yang muncul di beberapa kitab tua yang sering diartikan bahwa itu adalah Indonesia. Keajaiban tidak datang dengan sendirinya, ia hadir dalam bentuk perjuangan-perjuangan yang muncul setahap demi setahap karena peristiwa. 

Rasanya merinding ketika melihat bahwa bisa saja kita kalah dan negeri ini menjadi Suriah kedua.
Tapi kita berhasil membuktikan, bahkan kepada dunia internasional, bahwa benteng kokoh bernama Pancasila itu, layak dijadikan pelajaran bagi banyak bangsa didunia. 

Kita harus bangga pada negeri ini dan diri kita sendiri. Kita angkat secangkir kopi jika nanti sudah saatnya berbuka...

Penulis oleh : Denny Siregar
Dikutip dari halaman FB DennySiregar


Tuesday 14 May 2019

- Jangan jadi Paradoks, Jika UNESCO mengukuhkan-NYA Kelak -

Hasil gambar untuk candi muara takus



Waisak akan diadakan perayaannya di-kota peradaban tuo Nagoghi "Candi Muara Takus". Kepercayaan ini adalah suatu tantangan hebat bagi Stake Holder Riau terkhususnya Gubernur Riau, Syamsuar dan Bupati kabupaten Kampar beserta Instansi Dinas Pariwisata RIAU yang akan terlibat aktif dalam mensukseskan perayaan nasional tahunan ummat Buddha diseluruh indonesia. Memang berasa amat ganjil dan sangat terkejut bercampur bangga, selaku anak nagoghi yang beradat jati Kampar. Berasa ganjil karena, selama ini perayaan Waisak selalu diadakan dan identik dengan Komplek Candi Borobodur, Magelang Jawa Tengah. Sontak tetiba Peradaban Tuo Nagoghi "Komplek Candi Muara Takus." positif akan diamanahkan menjadi tuan rumah pusat perayaan hari raya Waisak Nasional seluruh Indonesia. Wow, Amazing sekali ! Perlahan tapi, pasti sejarah ketenaran peradaban tuo beserta fakta kebenaran historisnya akan "mengelupaskan kulitnya" sehingga menampakkan "Isi sejarah" yang sebenarnya. 

Sedikit wawasan buat kita selaku anak jati kampar, bahwa dahulu (perkiraan Akhir Sebelum Masehi hingga Awal Masehi) dikala dunia dikuasai oleh 3 kekuatan peradaban adidaya : Peradaban India, Peradaban Tiongkok dan Peradaban Srivijaya (SwarnaBumi/SundaLand). ketiga peradaban ini punya cerita kejayaannya masing-masing dan punya plot sangat kuat dalam mengembangkan kultur budaya, sosiologi bahkan memiliki ketersambungan interkoneksi dalam hal Kerohanian dan pendidikan spritual (Aliran Mahayana). Jalur sutera yang dirintis pada masa 3 peradaban meliputi : Jalur daratan india (Nalanda) - SwarnaBumi - Jalur Pesisir Tiongkok, tidak lain adalah merupakan jalur perdagangan bisnis, jalur menempuh pendidikan spritual keagamaan para bikhsu dan bikhuni. Nah, kompleks candi muara takus yang sekarang ini dulunya adalah merupakan basis kedua pendidikan spritual teologis para bikhsu/bikhuni setelah NALANDA (India). Didua kota pendidikan ini lah (Nalanda dan Swarnabumi) semua bikhsu dan bikhuni ditempah spritual keagamaannya. 

Sebenarnya, kompleks candi muara takus ini sudah lama menjadi cagar budaya bangsa. Namun, masih belum dikukuhkan permanen menjadi Cagar Budaya Dunia oleh Unesco layaknya Borobudur yang sudah menjadi warisan budaya Dunia lebih dahulu. Jika, diteliti lebih mendalam sejarah pembuatan dan berdirinya kedua kompleks candi ini sangat jauh berbeda, ditengarai kompleks Candi Muara Takus punya historis labeling penanggalan yang cukup tua ketimbang pendirian kompleks Candi Borobudur. Diprediksi kompleks candi muara takus eksistensinya mulai wujud ketika penguasa raja Ashoka berjaya (berkisar Akhir SM hingga Awal Masehi- 4 Masehi). 

Lantas pertanyaannya sekarang adalah : "Apa orientasi kedepan kita selaku anak jati kampar untuk mengorbitkan, mempromosikan kompleks candi muara takus agar menjadi situs Warisan Dunia (UNESCO) ? Jawabannya adalah WELCOME terhadap TAMU. Karna Akhlak Rasulullah yang sampai detik ini menjadi suatu Interaksi positif lagi bermanfaat yang sangat dijunjung nilai-nilai tradisinya oleh bangsa arab adalah "MEMULIAKAN TAMU".

Sekian, terimakasih
Semoga bermanfaat


Oleh Pitopangsan (NF)