Saturday, 27 April 2019

"Fenomena Pencurian Kerbau Berpotensi Memupuskan Populasi Kerbau Di Kabupaten Kampar".


Residivis Kampung Diarak dengan Kerbau Curian


Maraknya pencurian Kerbau (alias: Cilok Kobow) yang terjadi di Kabupaten Kampar, membuktikan bahwa profesi ini sangat menguntungkan bagi pelaku kejahatan. Sekalipun profesi hitam tersebut tergolong sangat sukar dan berat untuk dipraktekkan dilapangan oleh para pelaku kejahatan, namun mereka sangat professional dan terlihat amat sangat terlatih (terampil) dilapangan pasca melakukan aksi. Selain lihai memetakan lokasi target pencurian dengan metoda intai dan survei agar mudah menentukan bagaimana situasi dan kondisi lapangan, mereka pelaku juga punya kebiasaan rutinitas keluar ditengah malam atau menjelang subuh hari, untuk melaksanakan aksi kriminalnya. Selain aktifitas diatas, mereka pelaku juga familiar lakukan aksinya dikala musim penghujan atau dikala hujan turun sangat deras. Bisingnya tetesan air hujan menambah kemudahan bagi pelaku untuk leluasa dalam lakukan aksi. Mereka bukan sekedar pencuri amatiran yang minim kecerdasan, minim keterampilan dan minim kelihaian. Profesi yang mereka tekuni bukan profesi ecek-ecek (alias kaleng-kaleng) untuk memenuhi kebutuhan nafkah hidup diri dan keluarga. 

Lebih jauh lagi, profesi ini punya efek domino yang sangat mengancam dan menghancurkan siklus ekosistem populasi kerbau itu sendiri. Mengapa tidak ? Terancam dan musnahnya pertumbuhan populasi kerbau kedepan buat generasi muda yang akan datang diKabupaten Kampar tentu menghilangkan jati diri entitas lokal masyarakat kabupaten kampar yang suka beternak kerbau (alias : Bolo Kobow). Secara psikologis efek pencurian kerbau bagi masyarakat sudah kadung trauma ketakutan bahkan sudah alami kerugian tenaga dan materi selama memelihara ternak kerbau mereka. Bersusah payah membesarkan kerbau dan memeliharanya, tetiba petir disiang bolong ternak yang dipelihara mati atau hilang dicuri. Psikologis peternak pasti akan terganggu bahkan bisa jadi DOWN yang pada akhirnya berujung pada sikap ogah untuk beternak Kerbau kembali. Jangan sampai kondisi ini terjadi

Sekian...
Semoga Bermanfaat !
Mari Galakkan Terus Beternak Kerbau, demi anak cucu kita kedepan. 

Oleh Pitopangsan (NF)

No comments:

Post a Comment