Bismillah, berkat kesehatan fisik dan pemikiran yang telah dianugerahi
Tuhan sampai detik ini akan coba saya bangun opini-opini politik menjelang Pilpres
2014, terkhususnya tentang komunikasi intensnya antara PKS (Anies Matta) dan
Gerindra (Prabowo).
Sebelumnya, lebih baik kita bahas mengenai beberapa komitmen Kader PKS yang
telah dilanggar. Dalam agama islam telah mengajarkan perbuatan "amar
ma'ruf wa nahi munkar" (Mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran).
Berpondasi dan bertitik pijak dari ajaran agama samawi inilah opini-opini
politik nanti akan coba saya kolaborasikan dengan budaya komitmen jujur seseorang.
Karena sejatinya berkata jujur dan berkomitmen pada perkataan dan pendirian
merupakan suatu bentuk pengaplikasian dari Amar maruf wa nahi munkar tersebut.
Jangan karena kepentingan politik kekuasaan seolah-olah kita telah menyepelekan
komitmen perkataan yang telah didengar oleh publik. Komitmen perkataan para
kader ataupun sebagian kader internal PKS yang notabene telah menentang keras
sosok kepemimpinan AHOK, yang notabene merupakan kader partai Gerindra. Sungguh
opini ini tidak bermaksud hati untuk hater kepada PKS, karena seyogyanya bukan
partai yang bermasalah, tapi para kaderlah yang blunder.
Ahok memang bukanlah seorang prabowo yang ingin maju menjadi Calon Presiden
pada Pilpres 2014 nanti, tapi ahok adalah kader dari partai Gerindra. Dan sikap
individu-individu Ahok yang tidak sesuai dengan alur pikiran petinggi kader PKS
termasuk saudara Fahri Hamzah membuat petinggi PKS tersebut larut dengan
emosi penentangan keras kepada sosok keturunan tionghoa tersebut, alhasil
publik sudah merekam semua perkataan mereka. Selaku manusia ciptaan tuhan yang
paling sempurna diatas muka bumi ini, siapapun itu takkan mau untuk
"menjilat ludahnya" sendiri.
Sekali lagi perlu saya tekankan, tak ada maksud untuk menjegal lawan dan
kawan. Sejatinya amar maruf dan kebenaran itu hrs terus disuguhkan. Sungguh
sulit menjadi orang jujur apalagi menjaga komitmen perkataan yang telah terucap
dari lisan yang tak bertulang ini. Menjadi sosok yang pendiam lebih baik dimata
publik dibandingkan dengan sosok yang over bicara tentang dunia dan akhirat
sementara komitmen tak dijaga. Semua orang bisa bebas bicara sesukanya, bila
perlu tanpa titik koma, karena dengan bersuara publik akan paham kemana arah
komunikasi kita. Tapi, jangan sampai perkataan kita tersebut kelak menjadi “boomerang”
bagi oranglain, apalagi perkataan yang telah terlanjur dilontarkan bermakna paradoks
(bertentangan).
Untuk ke 3 kalinya lagi saya tekankan, saya berusaha untuk netral, tidak
seperti akun-akun anonim pasukan nasi bungkus (Panasbung) yg memanfaatkan
kondisi saat ini. Sejatinya fitnah akan saya hindari sekuat tenaga pikiran
saya. Agar opini yang dibangun nanti tidak menyimpang dan terseret-seret. Tidak
mudah menjadi seorang teman yang bisa memberikan teguran kepada sahabatnya
apabila telah lupa berbuat kesalahan.
Sampai malam ini sekalipun belum final, PKS akan berniat hati untuk berkoalisi
dengan Gerindra, atas undangan resmi dari Gerindra sendiri. Secara ideologi
kedua partai politik ini amat jauh panggang dengan api, ibarat langit dan bumi
jarak pembedanya ideologi mereka. Dalam hal management korupsi para kader
gerindra di parlemen lebih bersih tanpa cacat sedikitpun dibandingkan dengan
kader-kader PKS yg telah divonis seperti kasus vonis korupsinya LHI (Lutfie
Hassan Ishak). Sekalipun banyak internal kader dan sebagian publik menganggap
kasus LHI adalah “REKAYASA” belaka. Namun perlu kita ingat TUHAN tidak tidur. Tuhan
tidak tidur karena Tuhan mengetahui didalam PKS sudah mengabaikan ideologi
Islamnya untuk meraih tujuan 3 besar di Pileg 2014 kemaren. Demi pencapaian
target 3 Besar tersebutlah semua hal yang menanggalkan komitmen ideologi ISLAM
di PKS tercemari bahkan sengaja ditinggalkan, terbukti kader-kader non muslim
diberi ruang untuk bergabung dalam perahu besar partai berlambang bulan sabit
tersebut. Tanpa sadar kita telah mengelabui tuhan, kalaulah para kader dan
petinggi PKS tersebut lebih bijaksana dan berkepala dingin lagi menyikapi kasus
LHI itu maka takkan ada terlontar, ucapan “kasus LHI adalah rekayasa USA semata”.
Lebih jauh dari itu wajiblah kita untuk menginstropeksi diri, apakah kita sudah
berlaku jujur kepada tuhan? Tidak sedikit yang mengatakan kasus LHI adalah
rekayasa, tapi tidak sedikit pula simpatisan PKS kecewa adanya non muslim diperahu
PKS. Kalau orientasi kita kepada 2 dimensi yaitu dunia dan akhirat. maka secara
harfiah PKS telah menggadaikan kepercayaan ummat muslim Indonesia dan
kepercayaan Tuhan yang telah dititipkan kepada para ulama-ulama besar di PKS. Lain
halnya kalau PKS berideologi Nasionalisme dan Sekulerisme. Maka opini politik
yang saya bangun ini tak perlu ada di depan publik.
Sungguh kita tak mau dicap sebagai seorang yang telah terlanjur Munafiq dalam
komitmen perkataan. Tirulah bagaimana GIE sanggup mati demi mempertahankan
perkataannya dan tidak mau bersandiwara dan berselindung dengan topeng
kemunafikan. Lihat pula ketokohan Cut Nyak Dien dan Sultan Hasanuddin atau
beberapa pahlawan nasional negara ini, telah mati karena mempertahankan komitmen
perjuangan dan perkataan yang telah terlanjur di ucapkan. Sungguh mereka tak
ada kata kompromi dgn wujud kemunafikan tsb. Benarlah apa yang telah dikatakan
oleh SO HOK GIE " Lebih baik hidup terasing daripada berteman dengan
KEMUNAFIKAN ". Sekalipun GIE keturunan tionghoa yang non muslim tapi tanpa
sadar, beliau telah menjalankan ajaran-ajaran dalam agama islam itu sendiri. Seorang
GIE saja bisa menerapkan konsep dari amanah rasululloh, apakah kita sebagai
ummat yang mengaku cinta kepada rasul mau lebih mulia dari GIE ? Tidak
bermaksud untuk memfitnah dan tidak pula bermaksud untuk merugikan partai Gerindra saat ini, karena sejatinya saya lover Prabowo sang jenderal Gerindra
tersebut.
Kenapa disaat kebijakan harga BBM mau dinaikkan oleh pemerintah SBY serta
merta kita berteriak lantang dan keras menggagalkan kebijakan tersebut. Kita
berdalih rakyat akan terjepit dan menjerit kehidupan ekonomi sehari-harinya dengan
dikeluarkannya kebijakan tersebut. Dengan alasan penolakan juga PKS berdalih bahwa
PKS selaku teman dalam Sesgab tidak serta merta mengaminkan kalau terdapat
kesalahan. Sikap penentangan yang tegas dan berkomitmen tersebutlah membuat
koalisi parlemen Sesgab getar-getir dan terindikasi akan pecah! Sekalipun
kebijakan naiknya BBM tersebut berhasil dijalankan oleh pemerintah dan PKS
gagal mempertahankan komitmennya tersebut. Namun, secara sadar publik tahu,
siapa yang benar-benar berkata jujur dengan hati dan siapa pula yang telah
memanfaatkan situasi-situasi kacau disaat genderang ditabuh. Secara wajar kita
harus menyingkirkan perasaan dendam kepada seseorang kalau ingin menolak
kebijakan naiknya harga BBM oleh pemerintah. Tujuan PKS menolak kebijakan tersebut
dilandasi oleh rasa sakit hati dan kecewanya PKS kepada SBY. karena PKS telah
dianak-tirikan selama ini. Kesan itulah yang ditangkap oleh publik, sekalipun
kebijakan pemerintah SBY yang tidak populis tersebut menuai hujatan beragam
dari masyarakat. Tapi kalau berani bersikap lebih jernih lagi, apakah layak
kita bernari-nari dan memanfaatkan situasi kebijakan tersebut untuk menuai
simpati ? Sungguh bukanlah jati diri seorang politisi yang berjiwa ksatria
sedikitpun, menurut timbangan pikiran yang saya miliki. Sama halnya dengan
tidak negarawannya sosok megawati dalam menyikapi ego dan kekecewaan pribadinya
yang telah dibohongi oleh SBY sepihak dulu waktu tahun 2003.
Sungguh kita semua sadar dalam arena politik, semua tak ada yang tak mungkin,
namun jangan karena kepentingan politik, kemuliaan komitmen dan menjaga sikap
untuk terus berkata jujur dikalahkan oleh kepentingan kekuasaan sesaat untuk 5
tahun mendatang, jangan sekali-kali mencoba, berbahaya!
Kalaupun PKS ingin tetap berkeras kepala, kekeh bergabung juga oleh Prabowo
dan Gerindra, maka satu-satunya jalan para kader tersebut wajib menarik
perkataan mereka terhadap AHOK, dalam bahasa idealisnya " Ulurkan tangan
dan minta maaf " itu satu-satunya solusi agar bisa bergabung bersama Gerindra.
Bukan itu saja, para petinggi PKS harus juga konprensi pers meralat semua
ucapannya mengenai penolakan kebijakan BBM dulu adalah salah! Belum lagi PKS
harus memecat kader-kadernya yang non muslim untuk tak boleh bernaung di perahu
besar partai islam pertama di Indonesia. Setelah itu semua diluruskan dan
diketahui oleh publik, maka kita persilahkan PKS untuk bergabung dengan
Gerindra secara damai dan aman :)
Karena kubu Prabowo dan Gerindra adalah kekuatan suci tak terbarukan untuk
membawa perubahan besar Republik Indonesia via slogan-slogannya yang harus
diwujudkan. Harus diakui, Gerindra di parlemen tak memiliki cacat korupsi
satupun selama duduk dikursi dpr senayan . Bagaimana mungkin mau meminang
"GADIS" yg cacat? Sekian. Semoga bermanfaat. Salam NKRI !
No comments:
Post a Comment