Thursday, 1 May 2014

PKS “ Sigadis Cacat “ yang tak mampu berkomitmen

 

Bismillah, berkat kesehatan fisik dan pemikiran yang telah dianugerahi Tuhan sampai detik ini akan coba saya bangun opini-opini politik menjelang Pilpres 2014, terkhususnya tentang komunikasi intensnya antara PKS (Anies Matta) dan Gerindra (Prabowo).
Sebelumnya, lebih baik kita bahas mengenai beberapa komitmen Kader PKS yang telah dilanggar. Dalam agama islam telah mengajarkan perbuatan "amar ma'ruf wa nahi munkar" (Mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran). Berpondasi dan bertitik pijak dari ajaran agama samawi inilah opini-opini politik nanti akan coba saya kolaborasikan dengan budaya komitmen jujur seseorang. Karena sejatinya berkata jujur dan berkomitmen pada perkataan dan pendirian merupakan suatu bentuk pengaplikasian dari Amar maruf wa nahi munkar tersebut. Jangan karena kepentingan politik kekuasaan seolah-olah kita telah menyepelekan komitmen perkataan yang telah didengar oleh publik. Komitmen perkataan para kader ataupun sebagian kader internal PKS yang notabene telah menentang keras sosok kepemimpinan AHOK, yang notabene merupakan kader partai Gerindra. Sungguh opini ini tidak bermaksud hati untuk hater kepada PKS, karena seyogyanya bukan partai yang bermasalah, tapi para kaderlah yang blunder.
Ahok memang bukanlah seorang prabowo yang ingin maju menjadi Calon Presiden pada Pilpres 2014 nanti, tapi ahok adalah kader dari partai Gerindra. Dan sikap individu-individu Ahok yang tidak sesuai dengan alur pikiran petinggi kader PKS termasuk saudara Fahri Hamzah membuat petinggi PKS tersebut larut dengan emosi penentangan keras kepada sosok keturunan tionghoa tersebut, alhasil publik sudah merekam semua perkataan mereka. Selaku manusia ciptaan tuhan yang paling sempurna diatas muka bumi ini, siapapun itu takkan mau untuk "menjilat ludahnya" sendiri.
Sekali lagi perlu saya tekankan, tak ada maksud untuk menjegal lawan dan kawan. Sejatinya amar maruf dan kebenaran itu hrs terus disuguhkan. Sungguh sulit menjadi orang jujur apalagi menjaga komitmen perkataan yang telah terucap dari lisan yang tak bertulang ini. Menjadi sosok yang pendiam lebih baik dimata publik dibandingkan dengan sosok yang over bicara tentang dunia dan akhirat sementara komitmen tak dijaga. Semua orang bisa bebas bicara sesukanya, bila perlu tanpa titik koma, karena dengan bersuara publik akan paham kemana arah komunikasi kita. Tapi, jangan sampai perkataan kita tersebut kelak menjadi “boomerang” bagi oranglain, apalagi perkataan yang telah terlanjur dilontarkan bermakna paradoks (bertentangan).
Untuk ke 3 kalinya lagi saya tekankan, saya berusaha untuk netral, tidak seperti akun-akun anonim pasukan nasi bungkus (Panasbung) yg memanfaatkan kondisi saat ini. Sejatinya fitnah akan saya hindari sekuat tenaga pikiran saya. Agar opini yang dibangun nanti tidak menyimpang dan terseret-seret. Tidak mudah menjadi seorang teman yang bisa memberikan teguran kepada sahabatnya apabila telah lupa berbuat kesalahan.
Sampai malam ini sekalipun belum final, PKS akan berniat hati untuk berkoalisi dengan Gerindra, atas undangan resmi dari Gerindra sendiri. Secara ideologi kedua partai politik ini amat jauh panggang dengan api, ibarat langit dan bumi jarak pembedanya ideologi mereka. Dalam hal management korupsi para kader gerindra di parlemen lebih bersih tanpa cacat sedikitpun dibandingkan dengan kader-kader PKS yg telah divonis seperti kasus vonis korupsinya LHI (Lutfie Hassan Ishak). Sekalipun banyak internal kader dan sebagian publik menganggap kasus LHI adalah “REKAYASA” belaka. Namun perlu kita ingat TUHAN tidak tidur. Tuhan tidak tidur karena Tuhan mengetahui didalam PKS sudah mengabaikan ideologi Islamnya untuk meraih tujuan 3 besar di Pileg 2014 kemaren. Demi pencapaian target 3 Besar tersebutlah semua hal yang menanggalkan komitmen ideologi ISLAM di PKS tercemari bahkan sengaja ditinggalkan, terbukti kader-kader non muslim diberi ruang untuk bergabung dalam perahu besar partai berlambang bulan sabit tersebut. Tanpa sadar kita telah mengelabui tuhan, kalaulah para kader dan petinggi PKS tersebut lebih bijaksana dan berkepala dingin lagi menyikapi kasus LHI itu maka takkan ada terlontar, ucapan “kasus LHI adalah rekayasa USA semata”. Lebih jauh dari itu wajiblah kita untuk menginstropeksi diri, apakah kita sudah berlaku jujur kepada tuhan? Tidak sedikit yang mengatakan kasus LHI adalah rekayasa, tapi tidak sedikit pula simpatisan PKS kecewa adanya non muslim diperahu PKS. Kalau orientasi kita kepada 2 dimensi yaitu dunia dan akhirat. maka secara harfiah PKS telah menggadaikan kepercayaan ummat muslim Indonesia dan kepercayaan Tuhan yang telah dititipkan kepada para ulama-ulama besar di PKS. Lain halnya kalau PKS berideologi Nasionalisme dan Sekulerisme. Maka opini politik yang saya bangun ini tak perlu ada di depan publik.
Sungguh kita tak mau dicap sebagai seorang yang telah terlanjur Munafiq dalam komitmen perkataan. Tirulah bagaimana GIE sanggup mati demi mempertahankan perkataannya dan tidak mau bersandiwara dan berselindung dengan topeng kemunafikan. Lihat pula ketokohan Cut Nyak Dien dan Sultan Hasanuddin atau beberapa pahlawan nasional negara ini, telah mati karena mempertahankan komitmen perjuangan dan perkataan yang telah terlanjur di ucapkan. Sungguh mereka tak ada kata kompromi dgn wujud kemunafikan tsb. Benarlah apa yang telah dikatakan oleh SO HOK GIE " Lebih baik hidup terasing daripada berteman dengan KEMUNAFIKAN ". Sekalipun GIE keturunan tionghoa yang non muslim tapi tanpa sadar, beliau telah menjalankan ajaran-ajaran dalam agama islam itu sendiri. Seorang GIE saja bisa menerapkan konsep dari amanah rasululloh, apakah kita sebagai ummat yang mengaku cinta kepada rasul mau lebih mulia dari GIE ? Tidak bermaksud untuk memfitnah dan tidak pula bermaksud untuk merugikan partai Gerindra saat ini, karena sejatinya saya lover Prabowo sang jenderal Gerindra tersebut.
Kenapa disaat kebijakan harga BBM mau dinaikkan oleh pemerintah SBY serta merta kita berteriak lantang dan keras menggagalkan kebijakan tersebut. Kita berdalih rakyat akan terjepit dan menjerit kehidupan ekonomi sehari-harinya dengan dikeluarkannya kebijakan tersebut. Dengan alasan penolakan juga PKS berdalih bahwa PKS selaku teman dalam Sesgab tidak serta merta mengaminkan kalau terdapat kesalahan. Sikap penentangan yang tegas dan berkomitmen tersebutlah membuat koalisi parlemen Sesgab getar-getir dan terindikasi akan pecah! Sekalipun kebijakan naiknya BBM tersebut berhasil dijalankan oleh pemerintah dan PKS gagal mempertahankan komitmennya tersebut. Namun, secara sadar publik tahu, siapa yang benar-benar berkata jujur dengan hati dan siapa pula yang telah memanfaatkan situasi-situasi kacau disaat genderang ditabuh. Secara wajar kita harus menyingkirkan perasaan dendam kepada seseorang kalau ingin menolak kebijakan naiknya harga BBM oleh pemerintah. Tujuan PKS menolak kebijakan tersebut dilandasi oleh rasa sakit hati dan kecewanya PKS kepada SBY. karena PKS telah dianak-tirikan selama ini. Kesan itulah yang ditangkap oleh publik, sekalipun kebijakan pemerintah SBY yang tidak populis tersebut menuai hujatan beragam dari masyarakat. Tapi kalau berani bersikap lebih jernih lagi, apakah layak kita bernari-nari dan memanfaatkan situasi kebijakan tersebut untuk menuai simpati ? Sungguh bukanlah jati diri seorang politisi yang berjiwa ksatria sedikitpun, menurut timbangan pikiran yang saya miliki. Sama halnya dengan tidak negarawannya sosok megawati dalam menyikapi ego dan kekecewaan pribadinya yang telah dibohongi oleh SBY sepihak dulu waktu tahun 2003.
Sungguh kita semua sadar dalam arena politik, semua tak ada yang tak mungkin, namun jangan karena kepentingan politik, kemuliaan komitmen dan menjaga sikap untuk terus berkata jujur dikalahkan oleh kepentingan kekuasaan sesaat untuk 5 tahun mendatang, jangan sekali-kali mencoba, berbahaya!
Kalaupun PKS ingin tetap berkeras kepala, kekeh bergabung juga oleh Prabowo dan Gerindra, maka satu-satunya jalan para kader tersebut wajib menarik perkataan mereka terhadap AHOK, dalam bahasa idealisnya " Ulurkan tangan dan minta maaf " itu satu-satunya solusi agar bisa bergabung bersama Gerindra. Bukan itu saja, para petinggi PKS harus juga konprensi pers meralat semua ucapannya mengenai penolakan kebijakan BBM dulu adalah salah! Belum lagi PKS harus memecat kader-kadernya yang non muslim untuk tak boleh bernaung di perahu besar partai islam pertama di Indonesia. Setelah itu semua diluruskan dan diketahui oleh publik, maka kita persilahkan PKS untuk bergabung dengan Gerindra secara damai dan aman :)
Karena kubu Prabowo dan Gerindra adalah kekuatan suci tak terbarukan untuk membawa perubahan besar Republik Indonesia via slogan-slogannya yang harus diwujudkan. Harus diakui, Gerindra di parlemen tak memiliki cacat korupsi satupun selama duduk dikursi dpr senayan . Bagaimana mungkin mau meminang "GADIS" yg cacat? Sekian. Semoga bermanfaat. Salam NKRI !

 

No comments:

Post a Comment