Saturday, 24 May 2014

Calon pemimpin negara ini hanya berkutat kepada kepentingan ekonomi dan investor

Pilpres 2014 segera akan dimulai, dalam hitungan hari saja sudah tak terasa, perhelatan akbar negara itu akan segera dilaksanakan. Dalam Pilpres 2014 nanti, ada 2 pasangan Bakal Calon Presiden dan wakil presiden yang dikategorikan dapat  maju ke ajang pemilu 5 tahunan tersebut. 

Pasangan Bacapres dan Bacawapres yang pertama yaitu Jokowi dan Jusuf Kalla, diusung oleh 4 partai yakni PDI P, PKB, Nasdem dan Hanura. Sementara di pihak yang kedua yaitu pasangan Bacapres dan Bacawapres, Prabowo dan Hatta Rajasa yang diusung oleh Gerindra, PAN, PKS, PPP, Golkar, dan PBB. 

Empat calon pemimpin negara ini kandidat terkuat, yang akan mampu untuk bertarung nantinya di Pilpres 2014. Keempat dari calon pemimpin tersebut, 3 diantaranya adalah berbasic profesi yaitu sebagai pengusaha.
1.  Jokowi, sebelum menjadi walikota pernah menguasai bisnis furniture dan kerajinan kayu jati.
2. Jusuf Kalla, sosok pengusaha makassar yang sekalipun umurnya sekarang sudah melewati usia senja namun gebrakan dan track recordnya dalam bisnis dan perdagangan tak perlu diragui lagi.
3. Prabowo Subiyanto, setelah dipecat dari profesi kemiliterannya sewaktu tragedi 1998 mei, Prabowo meninggalkan NKRI dan menetap di salahsatu negara timur tengah. Selanjutnya Prabowo mulai merintis usaha bisnisnya yang dimulai dengan membeli pabrik kertas milik Bob Hassan, selanjutnya kepemilikan pabrik kertas tersebut dijual kepada prabowo sampai sekarang pabrik tersebut milik sah Prabowo. Prabowo juga dibantu oleh adiknya yang bernama Hasyim yang notabene juga merupakan seorang pengusaha terkenal dan hebat.

Ketiga calon pemimpin tersebut, hanya sosok Hatta Rajasa saja yang tak berprofesi murni sebagai pengusaha, namun pun begitu Hatta tetap memiliki kepentingan pribadi dan investor untuk memanfaatkan sektor-sektor perekonomian negara ini. Keberpihakan Jokowi, JK, Prabowo dan Hatta kepada para investor dan orang-orang kaya terutama kalangan pebisnis itu dibuktikan dengan terpaparnya program kerja dan visi misi mereka. Di kubu Prabowo-Hatta contohnya, visi misi yang ingin mereka capai kedepan kelak apabila menang nantinya, mereka ingin membangun infrastruktur jalan dan transportasi untuk mempermudah akses masuk bagi para investor dalam berbisnis nantinya di negara ini. Pembangunan infrastruktur jalan dan transportasi yang banyak menelan biaya anggaran negara nantinya bertujuan bukanlah untuk kepentingan dan kemashlahatan rakyat kecil dan masyarakat Indonesia kalangan menengah kebawah. Uang anggaran proyek pembangunan infrastruktur jalan dan transportasi itu nantinya hanyalah dinikmati oleh segelintir kontraktor-kontraktor yang menjalankan proyek negara tersebut. Rakyat hanya dapat merasakan imbas dari pembangunan infrastruktur jalan dan transportasi tersebut tidak lebih, rakyat tak dapat menikmati langsung kucuran pendanaan dari anggaran ataupun fasilitas-fasilitas kemudahan yang telah mereka bayar melalui pembayaran pajak. Rakyat yang membayar pajak, para kontraktor dan investor yang menuai keuntungan besar dari proyek-proyek negara kedepan!

Program visi misi Prabowo dan Hatta lainnya adalah penarikan anggaran subsidi BBM yang selama ini menjadi salah target penyebarannya. Apakah ada yang salah apabila subsidi BBM terus diberikan kepada rakyat ? justeru dengan subsidi BBM dikucurkan maka rakyat pun mampu untuk membeli harga bahan bakar dengan harga yang terjangkau, memberikan harga yang murah itu adalah tugas dan tanggung jawab negara dan pemerintah ! Logikanya saja, proyek pembangunan infrastruktur jalan dan transportasi di galakkan dan di tambah anggarannya sementara pengucuran subsidi BBM yang notabene untuk kemashlahatan rakyat ironis sekali mau direncanakan oleh prabowo dan hatta akan di cabut dan tak dikucurkan lagi, bukankah ini paradoks ? Beginikah cerminan sosok pemimpin yang berpihak kepada rakyat ? saya rasa tidak ! Calon pemimpin negara ini kedepan memiliki borok dan kebobrokan.

Borok dan kebobrokan juga didengungkan oleh calon pemimpin Jokowi dan JK, alih-alih ingin memberantas korupsi dan membenahi penegakkan hukum di negara ini, diduga saat ini sosok Jokowi terkait kasus markup dan korupsi berjamaah pengadaan bus transjakarta yang merugikan negara ratusan miliyar rupiah, saat ini mantan anak buah Jokowi yaitu Udar Pristono sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaan Agung. Jokowi sebagai atasan Udar pristono tak mungkin tak mengetahui mekanisme dan sistem pengadaan bus transjakarta tersebut. Udar kecewa dengan Jokowi karena tak mampu membantu bawahannya untuk menyelesaikan kasus bus transjakarta yang belakangan ini bermasalah dalam teknis dan administrasi keuangan. Udar pun sempat bingung kenapa kasus bus transjakarta ini menjadi kasus tindak pidana bukan kasus tindak perdata, karena dari ratusan bus yang dipesan oleh pemda DKI Jakarta kepada perusahaan China, hanya 14 unit bus transjakarta yang bermasalah dengan keteknisan. Ke 14 unit bus tersebut mengalami kerusakkan mesin dan sparepart. Namun, karena rasa tanggungjawab yang tinggi Udar Pristono segera bertindak dan segera melakukan perbaikan terhadap ke 14 bus transjakarta yang rusak tersebut, namun sebelum Udar Pristono menyelesaikan perbaikan bus-bus tersebut tiba-tiba jabatan Kadis Perhubungan Udar Pristono dinyatakan oleh Jokowi segera di pecat ! Sungguh malang nasib mantan kadis perhubungan DKI Jakarta ini. 

Kasus korupsi, pencabutan subsidi dan mega proyek anggaran dibidang pembangunan infrastruktur jalan dan transportasi itu semua adalah kedok topeng calon pemimpin negara ini untuk terus membodohi rakyat Indonesia. Nol besar kalau mereka katakan program-program tersebut untuk kepentingan rakyat dan kemaslahatan rakyat, jangan mudah percaya ! Sekian. Semoga bermanfaat !

No comments:

Post a Comment