Pada tahun 1289 Khan Mongol di China, Kublai Khan, mengirim utusan ke Singhasari di Jawa untuk mengirim upeti dan tunduk pada kekuasaan Kekaisaran Mongol-China (dinasti Yuan). Dimana kerajaan-kerajan lain di Asia Tenggara tunduk, Singhasari menolak tunduk dan membuat dengan sadis memotong telinga dari utusan Mongol-China. Sebelumnya Singhasari telah mengirim ekspedisi Pamalayu pada 1275 untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan di Sumatra dan Malaya agar tunduk kepada Singhasari menghadapi dominasi Mongol-China. Namun pengiriman ekspedisi tersebut memperlemah Singhasari sehingga terjadi pemberontakan di Jawa dimpimpin Jayakatwang dari Kediri dan Raja Singhasari, Kertanegara terbunuh. Pada 1293, Kublai Khan mengirim ekspedisi untuk menghukum Singhasari dan menjadikan jawa sebagai bawahan Mongol-China (Yuan).
Singhasari sendiri telah diambil alih oleh pemberontak Jayakatwang. Pasukan Mongol-China bersama Menantu Kertanegara, Raden Wijaya dari Majapahit, bersama-sama menggempur Singhasari yang telah dikuasai Jayakatwang. Jayakatwang berhasil digulingkan. Namun Raden Wijaya juga enggan Jawa menjadi bawahan dari Mongol-China. Namun menghadapi langsung tentara Mongol yang kuat dapat berakibat kekalahan. Oleh sebab itu Raden Wijaya bersiasat, setelah kemenangan Mongol atas Singhasari, Pasukan Raden Wijaya menyerang secara tiba-tiba markas mereka di Ujunggaluh (surabaya). Serangan tiba-tiba pasukan Majapahit tersebut membuat tentara Mongol terkejut dan mengadakan perlawanan seadanya. Mayoritas pasukan Mongol dapat dihabisi oleh pasukan Majapahit, sisanya melarikan diri ke Tuban dimana kapal-kapal dari Admiral Yikomusu berlabuh. Kemenangan Pasukan Majapahit membuat jera Mongol-China untuk mengirimkan ekspedisi lainnya. Kemenangan ini juga membuat kerajaaan Majapahit yang baru lahir tumbuh merdeka dari kekuasaan asing, dimana kerajaan-kerajaan lain di Asia tenggara (Vietnam, Champa dan Burma) tunduk kepada Mongol-China pada abad ke 13.
Ditulis oleh : Pitopangsan (NF)
No comments:
Post a Comment