Judul Artikel : Pariwisata Ulu Kasok, fenomena Kusuik dan Kosaknyo.
Penulis : Noveri Fehrizal (Aka Pitopangsan)
================================================
Terbilang dulu kata orang-orang tua kita diantaranya adalah :
- Semakin Tenggi pohon, tentulah anginnya semakin koncang (baca kencang).
- Jika tak ingin menjadi pohon tenggi cukuplah menjadi rerumputan ditanah, yang selalu dipijak-pijak oleh kaki manusia.
- Semakin tenar seseorang tentu semakin sulit proses yang dihadapi.
- Ketenaran dan keberhasilan tak didapati semudah membalikkan telapak tangan, ada usaha, ada jalan berlika-liku, problematika konflik yang harus dihadapi dan lainnya.
- Tak akan selamanya jalan hidup itu mulus (lurus), adakalanya menyimpang, adakalanya menurun, adakalanya mendaki.
- Sebuah besi akan menjadi pedang yang bagus, setelah ditempah, dibakar, dibentuk sedemikian rupa.
- Tak akan ada keberhasilan atau ketenaran tanpa dilalui aral melintang (baca : kesulitan).
Semua itu pepatah lisan orang tua dahulu, yang menjadi trigger penerus selanjutnya untuk tetap berhati-hati, mampu melangkah kedepan tanpa kebinasaan konflik. Pituah lisan yang menjadi tuah dalam diri generasi muda saat ini dalam menyikapi semua proses dinamika yang terjadi dalam roman kehidupan di dunia.
Apa yang terjadi sebenarnya di Ulu kasok saat ini, merupakan suatu batu loncatan untuk menjadi semakin kuat dan bersinar. Besi akan menjadi pedang bagus setelah melalui proses ditempah, dibakar dan dibentuk sedemikian rupa. Pariwisata Ulu Kasok saat ini memang sudah menusantara bahkan hampir mendunia gaungnya dibawa oleh hembusan media massa yang sangat propaganda. Semua itu butuh proses, usaha kontinue, komitmen, manajemen yg mumpuni, kerja keras dan kerja team, pengambil keputusan yang selaras dengan kemakmuran alam dan kemakmuran masyarakat tempatan dan satu lagi yang terpenting yaitu libatkan Allah sebagai penguat kesuksesan.
Fenomena Ulu Kasok saat ini dirundung problematika, itu biasa dalam dunia pariwisata. Apalagi soal pembebasan lahan atau klaim lahan sepihak oleh pihak-pihak tertentu yang merasa memiliki lahan disekitaran objek pariwisata Ulu Kasok tersebut. Jangan terlalu panik menyikapinya, tidak ada urusan yang tak diselesaikan dengan jalur musyawarah, mufakat, perjanjian, kesepakatan yang sama menguntungkan demi terwujudnya peningkatan kualitas hidup disekitar objek wisata Ulu Kasok.
Banyak andil positif yang apabila Pariwisata Ulu Kasok telah menjadi serius dan concern dalam membenahi program-program pusat untuk mendatangkan income daerah via panorama alam, eksotis alam dan sejarah peninggalan daerah suatu negeri, salahsatunya adalah Profit buat PAD (pendapatan asli daerah) kabupaten kampar serta yang terpenting adalah terbantunya ekonomi masyarakat tempatan disekitar objek wisata Ulu kasok. Mulai dari lahan parkir, biaya masuk objek wisata ulu kasok, usaha kuliner tempatan yg menjadi santapan lezat buat pengunjung, sampai urusan pengangguran masyarakat tempatan pun akan sedikit terurai dan teratasi dengan adanya objek wisata Ulu Kasok tersebut. Jadi, jangan egois kedua belah pihak dalam menyikapi Fenomena kusut nya permasalahan lahan disekitaran objek wisata Ulu Kasok.
Semua konflik pasti ada kepentingannya, butuh peranan pemimpin yang mumpuni memanajemen konflik seindah mungkin. Win win solution itu lah cara yang diajarkan oleh rasulullah dalam mengambil keputusan setelah musyawarah dan mufakat diikut sertakan dalam perundingan dan komunikasi yang intens. Jangan gegabah, jangan terburu-buru, jangan memakai tangan besi penguasa atau militer demi cepat nya penyelesaian konflik, jangan sekali-kali itu diamalkan, karena akibatnya akan menjadi fatal, paling minim menjadi tak ikhlas dihati seseorang yang notabene terlibat dalam objek wisata Ulu Kasok.
Jika itu benar adanya bahwa 10 orang yang mengklaim tanah mereka ada disekitaran objek wisata Ulu Kasok dengan bukti yang sah dan meyakinkan tanpa mengada-ada, maka berikanlah hak kepada mereka, jangan sampai tidak. Pemkab kampar terutamanya dinas pariwisata Kabupaten Kampar saat ini menuai terpaan angin kencang dalam urusan Ulu Kasok, jangan sampai patah arang dan lemah semangat mengatasi konflik lahan objek wisata Ulu Kasok. Tak ada ketenaran tanpa dilalui problematika konflik.
Jika itu urusannya uang, maka bisa dicarikan solusi bersama agar semua merata merasakan efek ekonomi dari objek wisata Ulu Kasok. Jika itu urusannya adalah pembebasan lahan, maka sangat layaklah pemkab kampar untuk membebaskannya dengan cara membeli lahan tersebut. Jika itu urusannya kecemburuan sosial, maka pikirkanlah keberkahan harta buat orang banyak. Berkorban harta/tanah untuk kepentingan orang banyak yang membutuhkan uluran tangan para dermawan kaya sungguh menempatkannya pada kemuliaan disisi Tuhan dan masyarakat disekitarannya. Bahkan Allah pasti akan melindungi tanah dan memberikan keberkahan terhadap tanah yang kita miliki itu. Hidup diatas dunia ini bukanlah sekedar satu melangkah menjelang kematian saja, tapi lebih jauh daripada itu kemana engkau belanjakan/manfaatkan harta berupa tanah yang dimiliki. Diakhirat Allah pasti akan minta Pertanggungjawaban harta kita masing-masing termasuk didalamnya Lahan Tanah. Didapati bagaimana caranya ? Dimanfaatkan untuk apa tanahnya ? hanya dua itu laporan pertanggungjawaban kita selaku pemilik tanah diatas dunia ini. Karna, sejatinya OWNER dari Tanah dimuka bumi ini adalah satu yaitu ALLAH subhanahu wata'ala. Kita hanya titipan amanah dari Allah sang pemilik bumi dan seisinya.
Pesan buat semua :
- Buat pihak yang berkepentingan dalam objek pariwisata Ulu Kasok bersegeralah mencari win win solution jangan sampai berlarut-larut karna waktu terus berjalan dan meninggalkan kita.
- Buat pihak yang tak berkepentingan, diharapkan bijak dalam berucap, menahan diri sekalipun benar, timang rasa dan pareso dalam berargumen, jaga stabilitas sesama anak negeri. Jika tak mampu memberikan andil lebih bijak berdiam diri karna itu lebih menenangkan suasana. Allah yarham 3x.
Sekian, Terimakasih. Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment