SUMATERA WESKUTS
----------------------------------------------------------
Tiga tokoh utama yang berpengaruh dalam awal pemerintahan di Province Sumatra’s Westkust yang secara langsung telah memberi pengaruh besar pada awal pertumbuhan dan perkembangan Kota Padang sebagai ibu kota sumatera weskuts adalah Gubernur pertama Province Sumatra’s Westkust Andreas Victor Michiels, Resident Pertama Tapanoeli Alexander van der Hart dan Asisten Residen Afdeeling Mandailing dan Angkola Alexander Philippus Godon.
.
Pada tahun 1829 (lihat Almanak 1829) struktur pemerintahan di Sumatra weskuts sudah semakin lengkap. Residen kedua Sumatra’s Westkust : W. Mac Gilavrij. Residen dibantu dua asisten residen: Asisten Residen yang merangkap sekretatis dan Asisten Residen Zuidelij Afdeeling yang berkedudukan di Padang. Selain itu beberapa pejabat ditempatkan di Padang Salah satu pejabat khusus bernama pakhuismeester (yang berfungsi di bidang perdagangan) Untuk menjaga keamanan territorial yang baru Civiel en Militair Komanndant ditempat di Padangsche Bovenlanden (Padang Pandjang?), di Pariaman, di Agam dan di Air Bangies. Di Pulau Chinco sendiri hanya menempatkan seorang posthouder (petugas perdagangan). Untuk wilayah Bengkulu diangkat seorang Asisten Residen. Dalam struktur pemerintahan yang baru ini pemimpin lokal diangkat dan disertakan di Bengukulu yakni Radja Daim Mabelah (hoofd regent di Bengkulu), Pangeran Linggang (regent Soengia Lammoe) dan Pangeran Radja Chalippa (regent Soengia Itam),Regent semacam Bupati .
.
Pada tahun 1830, selain di Bengkulu, juga diangkat dan disertakan regent yakni Toeankoe Soetan Mansoer Alam Shah di Padang (hoofd regent), Soetan Alam Bagagar Shah (regent van Pagar Roejoeng). Ini mengindikasikan bahwa di wilayah masing-masing terdapat regent yakni Padangsche Benelanden dan Padangsch Bovenlandan. Dua regent inilah yang di satu sisi akan memerintah bagi penduduk pribumi dan di sisi lain untuk melayani pemerintah (dalam hal ini Residen).
Pada tahun 1830 ini juga wilayah pemerintahan sumatera weskuts diperluas ke utara dengan menempatkan masing-masing seorang posthouder di Natal, di Tapanoeli (Sibolga) dan di Poelo Batoe serta seorang Civiel Commandant di Aijer Bangies.
.
Pada tahun 1831 terjadi perubahan status Residen yang dalam beberapa tahun terakhir ini dipegang orang sipil diganti dengan seorang militer. Nama jabatan Residen berubah menjadi Residen en Militair Kommandant. Residen Militer yang ditunjuk adalah Luitenent Kolonel Mr CPJ Elout. Jabatan ini seakan kembali ke awal ketika pertama kali residen Sumatra’s Wetskust diangkkat pada tahun 1824 yakni Luitenant Kolonel AT RaĐ°ff.
Perubahan struktur pemerintahan yang bersifat militer penempatan seorang Civiel Kommandant di utara kota Padang yakni di Pariaman dan di selatan kota Padang seorang post houder di Poelo Chinko dan pengangkatan seorang regent di Indrapoera (Soetan Achmad Shah).
.
Pada tahun 1832 perubahan terus terjadi. Nama jabatan Residen dari Residen en Militair Kommandant menjadi Komamandant der Troepen en Resident dan pengangkatan seorang ajudant dengan pengkat Letnan. Demikian juga di Pariaman dari Civiel Kommandant menjadi Civiel en Militair Kommandant. Perubahan juga terjadi yakni mengganti jabatan hoofd regent (Toeankoe Soetan Mansoer Alam Shah) menjadi jabatan Toeankoe Panglima (Mara Indra) ditambah dengan jabatan Toeankoe Bandahara (Soetan Iskandar).
.
Di wilayah utara bahkan terjadi reposisi : di Natal yang sebelumnya hanya menempatkan seorang post houder ditempati oleh seorang Civiel en Militair Kommandant berpangkat 1ste Luitenant dan di Air Bangies sendiri dari Civeel Kommandant diubah menjadi Civiel en Militair Kommandant.
.
pada tahun 1836 wilayah-wilayah yang terpisah-pisah di utara (noordelijke afdeeling) disatukan menjadi satu sistem pemerintahan dengan menempatkan seorang Asisten Residen di Natal (JA Moser).
.
Pada tahun 1837, status Resident Sumatra’s Westkust ditingkatkan menjadi Province.wilayah pemerintah semakin diperluas ke utara dengan menempatkan pejabat civiel en militair di Mandailing dan di Rao. Ini berarti Residen sebelumnya yang berpangkat Luitenant Kolonel (Elout) digantikan oleh seorang gubernur dengan pangkat Kolonel yakni AV Michiels.
.
pada tahun 1840 afdeeling-fadeeling yang berada di utara (Noordelijke Afdeeling) direstrukturisasi dengan meniadakan Asisten Residen di Natal dan membentuk satu residentie yang baru yakni Residentie Air Bangies dengan ibukota di Air Bangies (menggantikan Natal).
Resident yang berkedudukan di Air Bangies dibantu oleh dua orang Asisten Residen di afdeeling Mandailing en Angkola yang beribukota di Panjaboengan dan di afdeelin Rao yang berkedudukan di Rao. Di Natal sendiri, yang sebelumnya asisten berkedudukan hanya menempatkan seorang controleur. Pada fase ini wilayah pemerintah diperluas lagi ke utara dengan menempatkan seorang pejabat sipil di Baros. Sementara di Tapanoeli tetap menempatkan seorang posthouder.
Dengan demikian Province Sumatra’s Westkust terdiri dari tiga residentie. Hanya saja dalam hal ini Residentie Bencoelen dipisahkan (pada nanti nya menjadi bagian dari Zuid Sumatra) dan sebagai gantinya adalah Residentie Air Bangies.Tiga residentie yang berada di dalam satu province Sumatra’s Westkust terdiri dari Residentie Padangsche Benelanden (di Padang). Residentie Padangsche Bovenlanden (di Fort de Kock) dan Residentie Air Bangier di Air Bangies.
.
Pada tahun 1841 di Province Sumatra’s Westkust dua institusi baru dibentuk untuk mendampingi institusi pemerintahan yang selama ini (Governoer, Resident, Asisten Residen dan Controleur).Meski ada tiga residentie tetapi jumlah Residen hanya ada dua yakni di Residentie Padangsche Bovenlanden dan di Residentie Air Bangier. Di Residentie Padangsche Benelanden yang juga berkedudukan di Padang hanya setingkat asisten residen namun dibantu oleh seorang pemimpin lokal yang disebut hoofd regent (yang dipegang oleh Soetan Iskandar). Institusi baru tersebut adalah Raad van Justitie dan Wees en Boedelkamer.
.
Pada tahun 1842 dibentuk lagi satu residentie yakni Residentie Bataklanden yang terdiri dari dua afdeeling : Tapanoeli dan Pertibie. Meski sebuah residentie tetapi secara definitive belum ada Resident, tetapi dirangkap oleh Residen Air Bangies. Di Tapanoeli ditempatkan seorang asisten residen yang berkedudukan di Sibolga yang dibantu dua controleur yakni di Baros dan di Singkel. Sementara di Nias yang berkedudukan di Goenoeng Sitoli ditempatkan seorang posthouder. Sedangkan di afdeeling Pertibie ditempatkan seorang pejabat dengan wilayah kerja Padang Lawas, Tamboesai, Panel dan Bila yang mana di di Bila ditempatkan seorang Controleur. Bersamaan dengan pembentukan residentie Bataklanden ini, di afdeeling Mandailing en Angkola diangkat dua controleur yakni di Angkola dan di Pakantan.
.
Pada tahun 1844 nama Residentie Bataklanden diubah menjadi Residentie Tapanoeli. Sementara afdeeling Pertibie dilikuidasi.Nama Bataklanden dipersiapkan sebagai nama afdeeling baru yakni yang meliputi Silindoeng en Toba.
.
Pada tahun 1845 terjadi lagi restrukturisasi pemerintahan di Province Sumatra’s Westkust. Afdeeling Mandailing en Angkola dipisahkan dari Residentie Air Bangis dan kemudian dimasukkan ke Residentie Tapanoeli. Sedangkan afdeeling Rao dimasukkan ke Residentie Padangsche Bovenlanden. Akibatnya Residentie Air Bangies dilikuidasi dan dimasukkan ke Residentie Padangsche Benelanden dengan hanya menempatkan asisten residen di Air Bangies.
Setelah Residentie Tapenoeli diperkuat dengan masuknya afdeeling Mandailing en Ankola, maka status asisten residen ditingkatkan menjadi Residen yang berkedudukan di Sibolga. Residen yang diangkat adalah Alexander van der Harta, sedangkan asisten residen sebelumnya (Galle) diposisikan sebagai sekretaris Resident. Di afdeeling Mandailing en Ankola sendiri tetap dijabat oleh seorang asisten Residen (tetap dijabat TJ Willer).
Jabatan Gubernur sendiri pada tahun 1845 masih tetap dijabat oleh AV Michiels. Ini berarti AV Michiels yang merupakan gubernur pertama Province Sumatra’s Westkust yang dimulai sejak 1837 telah menjabat selama delapan tahun. Sementara Residen Padangsch Bovenlanden yaitu Steinmeez yang berkedudukan di Fort de Kock tetap dibantu oleh dua asisten residen (di afdeeling Tanah Datar dan di afdeeling Agam) ditambah satu asisten residen baru di afdeeling Lima Poeloeh Kota.
Yang menarik adalah Residen pertama Tapanoel yang baru difungsikan pada tahun 1845, pejabat yang diangkat tersebut adalah Alexander van der Hart, seorang mantan ‘anak kesayangan’ Kolonel AV Michiel dalam Perang Bondjol tahun 1837. Saat itu pangkat van der Hart masih Kapten.
.
Pada tahun 1846 hanya sedikit perubahan struktur pemerintahan di Sumatra’s Westkust. Afdeeling Natal yang sebelumnya masih berada di Residentie Air Bangies, dan karena dilikuidasi, lalu afdeeling Air Bangies dan afdeeling Natal dimasukkan ke Residentie Padangsche Benelanden, kemudian Natal dipisahkan dan dimasukkan ke Residentie Tapanoeli. Pada tahun 1846 ini pangkat militer Residen Alexander van der Hart dinaikkan setingkat menjadi Luitenan Kolonel (sehubungan dengan dirinya memimpin ekspedisi ke Nias). Sementara pangkat militer AV Michiels yang juga telah dinaikkan sebagai Majoor Generaal kini nyaris disusul oleh anak buah kesayangannya yakni Alexander van der Hart yang sudah berpangkat Luitenan Kolonel. Oleh karena itu, di Provinsi Sumatra’s Westkust ‘ayah-anak’ inilah yang memiliki pangkat militer tertinggi di dalam pemerintahan.
.
pada tahun 1848, Luitenant Kolonel A. van der Hart, dengan keputusan Gubernur Jenderal, ditugaskan menjadi Residen untuk sementara waktu di Padangsche Bovenlanden, dan juga bertanggung jawab atas komando militer di afdeeling itu.
Masih pada tahun 1848, Alexander van der Hart merekomendasikan bawahan kesayangannya AP Godon yang menjabat Controleur di Singkel untuk diangkat menjadi Asisten Residen di afdeeling Mandailing dan Angkola padahal pangkat AP Godon masih controleur kelas-3.AP Godon belum lama bertugas sebagai controleur di Singkel sudah dimutasi oleh Alexander van der Hart ke afdeeling Mandailing en Angkola, tidak sebagai controleur tetapi memegang jabatan Asisten Residen. AP Godon sebelum menjadi controleur di Singkel adalah controleur yang cukup sukses di Bondjol (dari tahun 1845 hingga 1848).
.
Sejak 1846 struktur pemerintahan di Province Sumatra’s Westkust yang beribukota Padang tidak berubah lagi untuk hingga waktu yang lama.
pada masa ini wilayah Kampar,wilayah Rokan kecuali Tambusai,wilayah kuantan Indragiri masih belum terkuasai oleh penjajah belanda.
.
J. W. IJzerman,Dwars door Sumatra. Tocht van Padang naar Siak onder leiding van den hoofd-ingenieurder staats-spoorwegen J. W. IJzerman(Haarlem: F. Bohn, 1895), p. 149, ‘No European penetrated these regions because: orang V kota lawan Companie’( J.W. IJzerman,Dwars door Sumatra. Tocht van Padang naar Siak onder leiding van den hoofd-ingenieurder staats-spoorwegen J.W. Ijzerman.Haarlem: F. Bohn, 1895, 149: “Tak ada orang Eropa pernah melintasi kawasan ini karena: “orang V kota lawan Companie”. )
terimakasih atas infonya ya, menambah wawasan
ReplyDelete