Saturday, 16 September 2017

Sejarah dan Filosofi Pesantren Daarun Nahdhah Thawalib Bangkinang


Menurut sejarah awal berdirinya, awalnya memang pondok ini belum diberi nama Daarun Nahdhah Thawalib, melainkan dengan nama daarul mualimin yang dipimpin oleh Syaikh H. Abdul Malik pada tahun 1923. Tetapi karena agresi militer Jepang yang masuk wilayah Bangkinang dan sekitarnya pada Maret 1942 membuat kegiatan Daarul Mualimin berhenti total. Ustadz dan santri-santrinya terpencar-pencar akibat pertempuran yang mau tidak mau harus dihadapi.

         Setelah enam tahun dari agresi militer jepang tersebut, KH Muhammad Nurmahyuddin salah seorang murid Syaikh Abdul malik besama tokoh masyarakat muara uwai memusyawarahkan untuk mendirikan pondok pesantren di daerah itu. Alhasil, tepatnya tanggal 18 Agusutus 1948 disepakati nama pondok pesantren yang dimaksud dengan nama Pondok Pesantren Daarun Nahdhah Thawalib Bangkinang معهد  دار  النهضة  طوالب  بانجكينانجyang disingkat dengan PPDNTB.

      Jadi, apa arti dan nilai filosofi dari nama Daarun Nahdhah Thawalib tersebut? Masih banyak orang yang bertanya-tanya apa maksud dari nama pondok tertua di Riau ini. Bahkan ketika alumni pondok ini ditanya masih banyak yang mengatakan tidak tahu. 

         Ma’had Daarun Nahdhah Thawalib معهد  دار  النهضة  طوالب   terdiri 4 suku kata Arab, yakni ma’had, Daar, An-nadhah, dan thawalib.

    Yang pertama kata Ma’had معهد, Ma’had berasal dari shighot isim makan yang berwazankan  مفعل di dalam kamus mu’jam Al-wasith, kata ma’ad menunjukkan arti tempat berlangsungnya belajar-mengajar atau kajian. Biasanya ma’had di Indonesia ini lebih masyhur dengan nama pondok pesantren, yaitu tempat belajar-mengajar dan kajian secara khusus kajian islam. Jadi, tidak semua sekolah dinamakan pesantren. Karena pesantren lebih dikhususkan untuk kajian-kajian yang bernafaskan islam saja.

Yang kedua, Daar دارdi dalam kamus mu’jam ar roid menyebutkan bahwa daar memiliki arti berkeliling di sekitarnya. Maksudnya adalah daar itu sebagai tempat seluruh kegiatan orang-orang yang ada di dalamnya,bisa dartikan juga dengan tempat tinggal. Sama dengan kata  منزل مسكن, بيت.Dengan begini, pondok pesantren ini dituntut untuk mengontrol dan mengatur segala kegiatan yang bersangkutan dengan santri-santrinya.

Yang ketiga,  An-nahdhah النهضةberasal dari shighot mashdar dari kata نهض yang berasal dari wazan فعلة yang artinya kebangkitan .Di dalam mu’jam al wasith juga disebutkan bahwa An-nahdhah artinya adalah kebangkitan, kekuatan dan kemajuan. Maka banyak ormas yang memakai kata Nahdhah seperti Nahdhothul ulama (NU) yang artinya kebangkitan ulama’, atau Nahdhothul wathan yang artinya kebangkitan nasional, dan yang lainnya. Jadi, dengan memakai kata anNadhah, pondok pesantren ini dituntut untuk membangkitkan masyarakat dalam bidang pendidikan islam. Tetapi jangan salah sangka, meskipun kata Annahdhah di pesantren ini juga dipakai oleh nahdhatul ulama’ (NU), bukan berarti pondok ini milik ormas NU itu. Karena pondok ini tidak berkaitan dengan ormas manapun, seperti NU, Muhammadiyah, ataupun yang lainnya.

Yang keempat,Thawalib طوالب adalah jama’ dari طالب yang artinya murid-murid. Perlu diketahui bahwa kata طالب memiliki beberapa bentuk jama’ yaitu طلاب, طلبة ,طوالب meskipun kata طوالب ini jarang sekali digunakan. Jadi memang pondok pesantren ini mengajari santri-santri, bukan guru-guru. Banyak orang mengira kalau pondok pesantren ini adalah cabang dari pondok thawalib yang di Padang Panjang Sumatera Barat, tapi itu tidak benar, walaupun namanya sama-sama menisbatkan dengan kata thawalib.

Yang terakhir sebagai tambahan, Bangkinang. Bangkinang adalah ibukota kabupaten Kampar. Kabupaten yang berbatasan langsung dengan Pekanbaru sebagai ibukota provinsi Riau.
Jadi secara keseluruhan, ma’had Daarun Nadhah Thawalib bangkinang artinya adalah tempat belajar ilmu islam rumah kebangkitan dari kalangan santri-santri yang terletak di Bangkinang. Lebih singkatnya Ma’had Daarun Nahdhah Thawalib artinya adalah Rumah Kebangkitan Umat islam. Lalu,apa nilai filosofi yang bisa diambil dari nama yang brilian ini ? 

Nama bukanlah hanya sebuah nama. Tentu setiap nama memilki nilai filosofi dan tujuannya masing-masing sesuai dengan nama tersebut. Menurut saya, sang pendiri pondok Almarhum Abuya KH Muhammad Nurmahyuddin sudah memikirkan kedepan dari pondok pesantren ini berikut sesuai dengan namanya juga. Beliau juga memikirkan, membayangkan, dan mengharapkan bahwa pondok pesantren ini akan menjadi markaz kebangkitan umat islam di Indonesia, khususnya Provinsi Riau, terutama di Kabupaten Kampar. Beliau juga pasti mengharapkan alumni-alumni pondok pesantren ini akan mengabdi kepada tanah air sesuai dengan bidangnya masing-masing tentunya sesuai dengan sandaran Al-Qur’an dan Sunnah.

No comments:

Post a Comment