Wednesday, 6 August 2014

Pembangkit Listrik Tenaga Lumpur Panas Lapindo

Lumpur panas Lapindo

*Investor AS Bangun Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Lumpur Lapindo
Indopos-JAKARTA – Semburan lumpur panas Lapindo di Sidoarjo selama dua tahun tanpa henti ternyata mengandung potensi bisnis besar. Buktinya, perusahaan energi asal Houston, Amerika Serikat, Vlocity Holding Inc berniat memanfaatkan panas tersebut untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP).

Untuk menunjukkan keseriusannya, CEO Vlociti Dr Taswin Tarib membeberkan kelayakan rencana proyeknya di hadapan staf khusus Sekretariat Wapres Alwi Hamu di gedung II Istana Wapres, Jakarta, kemarin (8/7).

Taswin yang kemarin tampil berbaju necis mengatakan telah bernegosiasi dengan pemilik teknologi geotermal untuk melaksanakan proyek yang rencananya menghasilkan 2.000 MW. Dana USD 5,2 miliar (sekitar Rp 47 triliun) siap diguyurkan ke kawasan lumpur Lapindo. “Panas bumi yang merupakan bencana di
Sidoarjo akan kami manfaatkan menjadi energi listrik untuk seluruh masyarakat,” tegas Taswin, yang mengaku bisa berbahasa Inggris, Jerman, Indonesia, dan dialek lokal itu.

Mengenai gambaran proyeknya, Tasrib memaparkan, listrik dari panas lumpur Lapindo akan dihasilkan dengan empat pembangkit lorong vertikal (vertical tunnels). Vlociti bakal memindahkan manufaktur Sirex Vertical Construction Machine dari Amerika Serikat. “Teknologi energi ini sudah diterapkan di Arizona (AS) dan Jerman dengan daya yang dihasilkan 200-500 mw,” jelasnya.
Terkait soal pendanaan, Taswin mengungkapkan bahwa pihaknya akan melibatkan Sirex PHS asal AS dan Turbo Jacks asal Jerman. Selain itu, ada dana sendiri dan sebagian kecil dari perbankan asing. Karena akan memakai dana grup sendiri, collateral (jaminan) yang digunakan ialah milik grup dan tidak memerlukan collateral dari PLN atau pemerintah.

Dia menambahkan, untuk mendukung rencana pembangunan proyek tersebut, pemilik teknologi dari Xirex dan Turbo Jacks akan datang ke Jakarta untuk menandatangani nota kesepahaman dengan pihak Vlocity pada 15 Agustus. Untuk dalam negeri, proyek itu rencananya diwakili PT Jatayu Sarana Investasi. Selain bebas polusi, pembangkit yang akan memanen panas bumi 500 derajat Fahrenheit pada kedalaman 20 kilometer tersebut bakal menghasilkan listrik murah pada kisaran harga 2-3 sen Euro (Rp 289-Rp 433,7 per kwh) per kilowatt hour (kwh). Harga itu jauh lebih murah daripada tarif PLN untuk kelas rumah tangga yang besar Rp 621 per kwh. “Dengan demikian, PLN diuntungkan dari sisi pasokan listrik murah dan berkurangnya subsidi bahan bakar minyak akibat penggunaan pembangkit diesel,” kata pria kelahiran Sumatera Barat 57
tahun lalu itu.

Berbeda dengan pembangkit listrik batu bara 10.000 mw, Vlocity tidak meminta penjaminan kredit dari pemerintah. Vlocity hanya meminta bantuan kepada Bank Indonesia dan Departemen Keuangan untuk mempermudah masuknya dana tersebut ke Indonesia. Dana Rp 47 triliun itu akan masuk secara bertahap selama 3-4 tahun.

Pembangunan energi panas bumi, lanjut Taswin, diperkirakan bakal memakan waktu 36 bulan sebelum masuk ke jaringan distribusi PLN. Setelah itu, manfaat besar akan dinikmati lantaran cost yang dikeluarkan jauh lebih murah dibandingkan dengan menggunakan teknologi konvensional yang selama ini digunakan Pertamina dan PLN. “Tidak hanya itu, capacity factor dipertahankan pada kisaran 70-80 persen,” janjinya.

Bagaimana proses sederhana PLTP dari lumpur Lapindo itu, mantan Kepala Unit PLN PJB I Harijono Hirdjosumaryo yang menyertai Taswin memberikan penjelasan. “Kita memasukkan air ke panas bumi, air menjadi uap. Uap naik ke atas sehingga menjalankan turbin,” jelasnya. Pada tahap awal, tanah digali sedalam 10 mil untuk mengambil panas alami bumi dengan diameter lubang 12 kaki. Kemudian, dinding dilapisi dengan lapisan tahan panas.

(Note: sepertinya perlu dikoreksi : kedalaman 10 000 feet diameter 12 inci)

Mengutip dari situsnya, Vlociti Holdings Inc merupakan sebuah lembaga bermisi sosial untuk membantu anak-anak, keluarga, dan lingkungan di negara berkembang, seperti Vietnam dan Indonesia, melalui sejumlah program, antara lain, pendidikan, teknologi, dan kesehatan.

Koordinator Staf Khusus Wakil Presiden Alwi Hamu yang menerima presentasi mengungkapkan dukungan pemerintah terhadap proyek tersebut. Wapres Jusuf Kalla telah meminta Ditjen Migas Departemen ESDM dan Kementerian Negara Ristek dan Teknologi untuk mengkaji teknologi tersebut. “Pada prinsipnya, karena tujuannya baik dan negara diuntungkan, Wapres meminta proposal tersebut dikaji kelayakannya,” terangnya. (noe/kim)

No comments:

Post a Comment