Thursday, 5 June 2014

Dinasti Profesi yang menjamuri pola pikir orangtua !



Benarkah impian cita-cita seorang anak itu berkorelasi dengan profesi keseharian atau profesi tetap kedua orangtua nya ? 80% secara teori itu adalah benar. Dan 20% lagi itulah tipikal unique seorang anak dalam mewujudkan impian cita-cita nya tanpa berpijak tumpu terhadap orangtua. Kalau ayah seorang pilot tentu sang anak bahkan ortunya tersebut akan membentuk pola pendidikan anak tersebt sesuai dengan profesi ortunya tersebut. Kalau anak seorang pengusaha, tak haram pula sang anak akan bermimpi kesuksesan seperti ayahnya.
Bagaimana dengan anak yang orangtuanya berprofesi sebagai petani, buruh, sopir, pembantu rumah tangga (PRT)? Minderkah anak tersebut utk katakan cita-cita nya sebagai petani, buruh dan sopir ? Tentu dari hati kecilnya sdh ada jawaban pasti malu ! Adapula anak yang tak minder dengan cita-cita yg sama dengan profesi ortunya tersebut. Nah, tipikal anak yang nomor 2 inilah tipikal anak yang tak tahu malu dan tak berpikiran maju.
Dalam opini ini tersingkap, sebuah realita bahwa ada semacam dinasti profesi yang coba dibangun oleh masing-masing individu orangtua di negara ini. Ya, dinasti profesi namanya, yang telah dilakukan turun temurun dan dijadikan sebagai ritual kewajiban bagi anak yang notabene adalah garis keturunan penerus dari orangtua.
Pertanyaannya sekarang, apakah dinasti profesi yang dibangun tersebut murni keinginan seorang anak kah atau hanya kehendak dan planning ketakutan masa depan orangtua terhadap pekerjaan anaknya kelak?
Maindset atau pola pikir ini sudah diadopsi dan menjamur dikalangan orangtua yang modern serta konvensional. Bapak seorang tentara, anak juga ingin jadi tentara, bapak jadi guru, anak pun berhasrat ingin jadi guru, bapak seorang pengusaha, anak malah latah dan ikutan jadi pengusaha pula. Lantas kalau begitu dinamikanya, apakah seorang anak tersebut bisa mandiri dan bisa lebih prestise ketimbang profesi orangtuanya ?

Saya pikir pola dinasti profesi tersebut akan runtuh dan hancur apabila berhadapan dengan kenyataan seorang anak yang berani mengatakan bahwa : " kalau ayah saja mampu punya mobil satu, kenapa saya harus latah punya 1 mobil saja?". Inilah tipe anak unique yang tergolong 20% yang saya opinikan sebelumnya. Sekian. Semoga bermanfaat.

No comments:

Post a Comment