Saturday, 28 June 2014

Waspadalah Terhadap Para Sengkuni Disekitar MU.



Semua insan akhirnya memanfaatkan momen Ramadhan untuk mengakui kesalahannya kepada orang yang pernah ataupun terlanjur merasa berbuat kesilafan dan kealfaan, tak terkecuali PARA SENGKUNI itu ! Tak ada yang istimewa sedikitpun menurut "mata batin" bagi keturunan laki-laki pangeran istana "Hastinapura", menurut "Arjuna" (anak laki-laki pertama) dan Bima (Anak laki-laki kedua) sosok Sengkuni itu hanya sekedar berakting untuk menghapus jejak dari keresahan diri yang ditanggung selama meninggalkan kerajaan "Hastinapura". Arjuna dan Bima tak kan semudah itu untuk mempercayai si sengkuni tersebut. Karena Arjuna dan Bima tahu dan sadar sekali bagaimana LICIK dan PONGAH nya sengkuni itu. Sudah terlalu jauh tindak tanduk yang telah dilakukan oleh Sengkuni kepada Arjuna dan Bima dengan berbagai strategi licik dan mengadu domba para penghuni di istana "Hastinapura" termasuk didalamnya sang raja dan ratu.
Dulu disaat Arjuna dan Bima bersatupadu untuk menjalankan misi awal kebersamaannya untuk cita-cita bersama-sama, muncul sosok sengkuni yang menginfiltrasi (menyusup) kedalam istana "hastinapura" dengan tipu dayanya mencoba memecah belah 2 kekuatan pangeran "Hastinapura" ini. Pada awalnya gelagat jahat itu tak diketahui oleh Arjuna dan Bima, tapi setelah informasi di beberkan oleh sang Ratu "Hastinapura" barulah 2 pangeran tersebut sadar dan mengetahui bahwa selama ini ada sengkuni yang telah menunggangi mereka. Sang Ratu tahu benar kalau sengkuni ini telah terlalu lancang mencampuri urusan prioritas utama dalam istana "Hastinapura". Sang Ratu lalu mencoba memberikan teguran keras kepada Sengkuni untuk tetap jangan terlalu jauh mengurus urusan Vital dalam istana "Hastinapura", merasa sakit hati kepada sang Ratu, lalu sengkuni itu mendekati sang Raja agar bisa mengambil hati sang Raja, dengan tujuan untuk mengadu domba antara sang raja dan ratu. Sang Raja termakan fitnah sengkuni, maka sang Ratu merasa terpojokkan dan terabaikan oleh pernyataan sang Raja yang telah diracuni pemikirannya oleh sengkuni.
Mendengar hal yang tak baik dan kondisi yang semakin memburuk di istana "Hastinapura" lalu Arjuna pergi mengembara dan meninggalkan istana karena merasa eksistensinya di "Hastinapura" tak lagi diperhitungkan. Istana butuh pangeran Arjuna bukan pangeran Bima, Istana butuh putera Raja yang tertua bukan yang terakhir. Sepeninggal Pangeran Arjuna, sang Ratu akhirnya membuat perhitungan dengan Sengkuni tersebut, sampai pada saatnya Sengkuni itu pun tak betah diistana "Hastinapura" pergi meninggalkan istana. Sang Ratu dan Bima sudah merasa sedikit berlega hati karena "Duri dalam daging" istana "Hastinapura" tersebut sudah hilang.
Penggalan kisah nyata Sengkuni itu dapatlah kita ambil hikmahnya, yaitu :
1. Apapun yang telah kita lakukan baik atau buruk pasti ada resiko dan ganjarannya.
2. Jangan pernah mencampuri terlalu dalam ranah vital dalam suatu keluarga, semua sudah ada batasan-batasan bakunya.
3. Siapa yang menebar benih itu lah yang akan memanen hasilnya.
4. Merasa bersalah boleh dan dianjurkan, tapi jangan seakan-akan merasa dipersalahkan apalagi merasa terzalimi oleh seseorang yang notabene itu adalah konspirasi licik yang dibuat-buat belaka.
Sekian, semoga bermanfaat. Hidup ini adalah Rajutan benang merah (Akai-Ito) yang seutas demi seutas akan menghasilkan tenunan "RASA dan CINTA" yang mendarah daging. Tapi bukan tenunan "TOPENG ALEXANDRIA".

No comments:

Post a Comment