Semua insan akhirnya memanfaatkan
momen Ramadhan untuk mengakui kesalahannya kepada orang yang pernah ataupun
terlanjur merasa berbuat kesilafan dan kealfaan, tak terkecuali PARA SENGKUNI
itu ! Tak ada yang istimewa sedikitpun menurut "mata batin" bagi keturunan
laki-laki pangeran istana "Hastinapura", menurut "Arjuna"
(anak laki-laki pertama) dan Bima (Anak laki-laki kedua) sosok Sengkuni itu
hanya sekedar berakting untuk menghapus jejak dari keresahan diri yang
ditanggung selama meninggalkan kerajaan "Hastinapura". Arjuna dan
Bima tak kan semudah itu untuk mempercayai si sengkuni tersebut. Karena Arjuna
dan Bima tahu dan sadar sekali bagaimana LICIK dan PONGAH nya sengkuni itu.
Sudah terlalu jauh tindak tanduk yang telah dilakukan oleh Sengkuni kepada Arjuna
dan Bima dengan berbagai strategi licik dan mengadu domba para penghuni di
istana "Hastinapura" termasuk didalamnya sang raja dan ratu.
Dulu disaat Arjuna dan Bima
bersatupadu untuk menjalankan misi awal kebersamaannya untuk cita-cita
bersama-sama, muncul sosok sengkuni yang menginfiltrasi (menyusup) kedalam
istana "hastinapura" dengan tipu dayanya mencoba memecah belah 2
kekuatan pangeran "Hastinapura" ini. Pada awalnya gelagat jahat itu
tak diketahui oleh Arjuna dan Bima, tapi setelah informasi di beberkan oleh
sang Ratu "Hastinapura" barulah 2 pangeran tersebut sadar dan
mengetahui bahwa selama ini ada sengkuni yang telah menunggangi mereka. Sang
Ratu tahu benar kalau sengkuni ini telah terlalu lancang mencampuri urusan
prioritas utama dalam istana "Hastinapura". Sang Ratu lalu mencoba
memberikan teguran keras kepada Sengkuni untuk tetap jangan terlalu jauh
mengurus urusan Vital dalam istana "Hastinapura", merasa sakit hati
kepada sang Ratu, lalu sengkuni itu mendekati sang Raja agar bisa mengambil
hati sang Raja, dengan tujuan untuk mengadu domba antara sang raja dan ratu.
Sang Raja termakan fitnah sengkuni, maka sang Ratu merasa terpojokkan dan
terabaikan oleh pernyataan sang Raja yang telah diracuni pemikirannya oleh
sengkuni.
Mendengar hal yang tak baik dan
kondisi yang semakin memburuk di istana "Hastinapura" lalu Arjuna
pergi mengembara dan meninggalkan istana karena merasa eksistensinya di
"Hastinapura" tak lagi diperhitungkan. Istana butuh pangeran Arjuna
bukan pangeran Bima, Istana butuh putera Raja yang tertua bukan yang terakhir.
Sepeninggal Pangeran Arjuna, sang Ratu akhirnya membuat perhitungan dengan
Sengkuni tersebut, sampai pada saatnya Sengkuni itu pun tak betah diistana
"Hastinapura" pergi meninggalkan istana. Sang Ratu dan Bima sudah
merasa sedikit berlega hati karena "Duri dalam daging" istana
"Hastinapura" tersebut sudah hilang.
Penggalan kisah nyata Sengkuni itu
dapatlah kita ambil hikmahnya, yaitu :
1. Apapun yang telah kita lakukan baik atau buruk pasti ada resiko dan ganjarannya.
2. Jangan pernah mencampuri terlalu dalam ranah vital dalam suatu keluarga, semua sudah ada batasan-batasan bakunya.
3. Siapa yang menebar benih itu lah yang akan memanen hasilnya.
4. Merasa bersalah boleh dan dianjurkan, tapi jangan seakan-akan merasa dipersalahkan apalagi merasa terzalimi oleh seseorang yang notabene itu adalah konspirasi licik yang dibuat-buat belaka.
1. Apapun yang telah kita lakukan baik atau buruk pasti ada resiko dan ganjarannya.
2. Jangan pernah mencampuri terlalu dalam ranah vital dalam suatu keluarga, semua sudah ada batasan-batasan bakunya.
3. Siapa yang menebar benih itu lah yang akan memanen hasilnya.
4. Merasa bersalah boleh dan dianjurkan, tapi jangan seakan-akan merasa dipersalahkan apalagi merasa terzalimi oleh seseorang yang notabene itu adalah konspirasi licik yang dibuat-buat belaka.
Sekian, semoga bermanfaat. Hidup ini
adalah Rajutan benang merah (Akai-Ito) yang seutas demi seutas akan
menghasilkan tenunan "RASA dan CINTA" yang mendarah daging. Tapi
bukan tenunan "TOPENG ALEXANDRIA".
No comments:
Post a Comment